Google

Saturday, April 30, 2005

Thesis 87 - KEMENANGAN

KEMENANGAN

Thesis 87

Kemenangan yang nyata mendapatkan kemenangan atas usaha untuk menang.

Yosafat baru saja menerima kabar bahwa musuh sedang datang. Dari pada mengundang dewan perang dan memerintahkan pasukannya segera bersiap-siap untuk serangan besar, dia melakukan hal yang sangat menarik. Engkau dapat membacanya dalam 2 Tawarikh 20. Dia mengadakan sebuah kumpulan doa.

Pada kumpulan doa itu, seorang laki-laki berdiri, dituntun oleh Roh Allah, dan menyarankan sebuah rencana. Dia mengatakan kepada rakyat bahwa mereka akan pergi keluar untuk menghadapi musuh, tetapi mereka tidak perlu berperang, karena TUHAN akan berperang untuk mereka. Maka pada pagi-pagi sekali di hari berikutnya, mereka berkumpul untuk pergi menemui musuh, dan setelah sebuah diskusi singkat, mereka memutuskan untuk mengirimkan paduan suara di barisan paling depan pasukan mereka untuk menyanyikan pujian kepada Allah pada perjalanan menuju medan tempur.

Bagaimana perasaanmu jika engkau salah seorang anggota paduan suara tersebut? Itu akan menjadi sebuah kemenangan yang nyata untuk mendapatkan kemenangan atas usaha untuk menang, bukan? Dapatkah engkau membayangkan seseorang pada bagian bass menggantungkan ketapel di bawah jubah paduan suaranya?

Jika engkau berada di sana pada hari itu, akan membutuhkan iman yang jauh lebih besar untuk meninggalkan ketapel itu di rumah dan pergi dalam nama TUHAN, menyanyikan lagu pujian kepada-Nya, bukan? Namun bagaimanapun rakyat melaksanakan apa yang Yosafat telah perintahkan, dan TUHAN memenangkan sebuah kemenangan besar untuk mereka pada hari itu.

Dalam kehidupan rohani, juga, kemenangan selalu dimenangkan oleh memandang kepada Yesus dan bergantung kepada kuasa-Nya. Itu tidak pernah dimenangkan oleh mencoba untuk melawan dosa dan setan. Itu tidak pernah dimenangkan oleh mencoba untuk “menolong” Allah, mengizinkan-Nya untuk melakukan sebagian dari pekerjaan itu sementara kita memberikan tembakan kepada musuh dari samping. Kemenangan adalah departemen Allah. Kita dapat bekerja sama dengan-Nya hanya melalui mencari sebuah hubungan setiap hari bersama-Nya, dan kemudian mengizinkan Dia memerangi musuh untuk kita.

Mungkin engkau telah mencoba trik anak sekolah yang mencoba menyeimbangkan sapu pada tanganmu. Jika engkau melihat pada tanganmu, engkau dalam kesulitan. Namun jika engkau berkonsentrasi pada sapu dan melihat ke atas, tiba-tiba hal itu menjadi mudah.

Ketika kita melihat kepada diri kita, tanpa terelakkan kita kehilangan kemenangan—tetapi ketika kita melihat pada Yesus, kemenangan datang sebagai hasilnya. Bagaimana sebuah puisi berkata? “Aku memandang Kristus, dan merpati damai terbang ke dalam. Aku memandang kepada merpati itu, dan dia terbang menjauh kembali.”

Kebanyakan dari kita telah kehilangan kemenangan, bukan karena kita tidak berusaha cukup keras untuk mendapatkan kemenangan itu, tetapi karena kita berusaha terlalu keras. Kita telah mengusahakan kemenangan itu sendiri, dan dalam setiap proses kita kehilangan apa yang kita harap untuk dapatkan.

Dalam kehidupan Kristen yang bertumbuh, adalah mungkin setiap hari untuk berusaha mendapatkan kemenangan—dan kehilangannya; atau memandang kepada Kristus dari pada berusaha mendapatkan kemenangan—dan mendapatkannya.

Kemenangan sama seperti penyerahan, karena itu berdasarkan pada penyerahan. Itu adalah semua atau tidak sama sekali. Tidak ada yang namanya kemenangan parsial (sebagian-sebagian).

Kita bisa mengilustrasikan kebenaran ini dengan menggunakan sebuah “seismograf dosa”.


Pertama-tama perhatikan pada sebelah kiri. Ini adalah cara yang kita telah sering usahakan untuk mendapatkan kemenangan. Misalkan pada awal kehidupan Kristen saya, saya memiliki temperamen buruk. Tetapi saya mulai berusaha untuk mendapatkan kemenangan, dan setelah beberapa saat, emosi saya yang meledak-ledak hanya berada pada skala 9. Setelah beberapa tahun menjadi Kristen, emosi saya hanya berada pada skala 6. Setelah beberapa tahun lagi bersuaha, jarumnya hanya berada di angka 3. Dan tepat sebelum saya meninggal, saya memasuki hari yang baik, dan jarum itu bahkan sama sekali tidak bergerak. Itu bukan kemenangan!

Namun, perhatikan ilustrasi pada sebelah kanan. Itu hanya mempunyai dua angka, 0 dan 10. Kapan saja saya bergantung kepada diri saya dari pada Kristus, apakah saya telah menjadi orang Kristen selama satu hari atau seumur hidup, jarum itu akan langsung melonjak ke angka 10, setiap saat. Kapan saja saya bergantung kepada Kristus dari pada diri saya sendiri, walaupun itu adalah hari pertama dalam kehidupan Kristen saya atau hari terakhir, jarum tersebut tidak akan bergerak dari nol.

Tujuan Allah bagi kita adalah agar kita belajar untuk bergantung kepada-Nya sepanjang waktu. Itu adalah mungkin bagi kita, sebagaimana itu mungkin bagi Kristus. The Desire of Ages, hal. 679, berkata, “Dia tahu bahwa kehidupan dari murid-murid-Nya yang penuh kepercayaan akan menjadi seperti kehidupan-Nya, sebuah rangkaian dari kemenangan-kemenangan yang tidak berkeputusan, tidak terlihat seperti sekarang ini, tetapi diketahui saat kemuliaan yang akan datang.”

Apa yang membawa kemenangan-kemenangan yang tidak berkeputusan? Menjadi murid yang penuh kepercayaan. Dan hanya ketika kita belajar mengenal Dia, kita dapat mempercayai Dia sepanjang waktu. Ketika kita percaya di dalam Dia dan memandang pada-Nya, kemenangan dijamin.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing