Google

Sunday, May 01, 2005

Thesis 95 - YESUS

YESUS

Thesis 95

Masalah dosa adalah terputusnya hubungan antara Allah dan manusia. Tujuan keselamatan adalah untuk memulihkan hubungan antara Allah dan manusia.

Yesus ingin menikah! Wahyu 19:6-9 mengatakan kepada kita tentang hal itu. “Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: ‘Halleluya! Karena TUHAN, Allah kita, yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!’ [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.] Lalu ia berkata kepadaku: ‘Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.’”

Hubungan antara manusia dan Allah telah terputus di Eden. Ketika Adam dan Hawa berdosa, mereka menyembunyikan diri mereka dan tidak lagi datang dengan berani untuk menemui Allah; mereka tidak lagi dapat berjalan-jalan bersama-Nya pada pagi yang sejuk.

Adam dan Hawa telah memilih untuk tidak mempercayai Orang satu-satunya yang layak dipercayai, dan hubungan bersama Allah-pun terputus.

Namun Allah tidak mau kisah itu berakhir di situ. Persekutuan dengan anak-anak yang diciptakan-Nya sangat penting bagi-Nya sehingga Dia rela untuk pergi ke salib untuk memulihkan hubungan yang terputus itu. Dia datang secara pribadi untuk berjalan di antara manusia, kali ini diselubungi dengan kemanusiaan, untuk menjembatani jurang pemisah yang telah dosa ciptakan.

“Karena Yesus datang untuk tinggal bersama kita, kita mengetahui bahwa Allah mengetahui pencobaan-pencobaan kita, dan bersimpati dengan kesedihan kita. Setiap putra dan putri Adam boleh mengerti bahwa Pencipta kita adalah Sahabat bagi orang berdosa. Karena dalam setiap doktrin tentang kasih karunia, setiap janji sukacita, setiap perbuatan kasih, setiap daya tarik keilahian yang dinyatakan dalam kehidupan Juruselamat di bumi ini, kita melihat ‘Allah berserta kita.’”—The Desire of Ages, hal. 24.

Dan sekarang Yesus ingin menikah. Apa artinya menikah? Artinya adalah untuk tetap bersama-sama secara pribadi dan permanen.

Di bandara Tokyo, saya dan isteri saya pada suatu waktu bertemu dengan seorang Swedia pada perjalanannya untuk menemui mempelai wanitanya di Seoul, Korea. Mereka belum pernah bertemu. Selama ini mereka selalu berkomunikasi jarak jauh melalui surat-menyurat. Namun inilah pertama kali mereka akan bertemu muka dengan muka. Dapat dimengerti dia sangat bersemangat untuk menemui wanita itu. Dia sedang menanti pernikahan, menanti untuk tetap bersama-sama dengannya secara pribadi dan selamanya.

Melalui berdoa dan mempelajari firman-Nya, kita telah surat-menyurat bersama Yesus. Kita telah belajar untuk mengasihi-Nya, karena Dia lebih dahulu mengasihi kita. Namun kita dapat bersama-sama dengan-Nya menanti pernikahan itu, pada waktu ketika kita dapat bertemu dia, secara pribadi dan selamanya.

Kadang kala orang merasa khawatir tentang sebuah hubungan hari demi hari bersama Kristus menjadi hanya sekedar perjalanan dinas. Namun hubungan itu tidak berarti sekedar sebuah akhir. Itu adalah akhir! Kita tidak berhubungan dengan Yesus supaya diselamatkan. Kita diselamatkan agar mampu memiliki sebuah hubungan bersama Kristus!

“Sebagaimana melalui Yesus kita memasuki perhentian, surga dimulai di sini. Kita menjawab undangan-Nya, Mari, belajarlah daripada-Ku, dan dengan datang kita memulai kehidupan kekal itu. Surga adalah pendekatan yang tanpa henti kepada Allah melalui Kristus. Semakin lama kita berada di dalam surga kebahagiaan, semakin banyak dan masih lebih banyak lagi kemuliaan akan dibukakan kepada kita; dan semakin kita mengenal Allah, akan semakin kuatlah sukacita kita. Saat kita berjalan bersama Yesus dalam kehidupan ini, kita dapat dipenuhi dengan kasih-Nya, dipuaskan dengan hadirat-Nya. Semua yang dapat ditanggung oleh sifat alamiah manusia, boleh kita terima sekarang. Tetapi apalah semua ini dibandingkan dengan apa yang akan kita terima kelak?”—The Desire of Ages, hal. 331, 332.

Yesus ingin menikah! Engkau?

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing