Google

Monday, May 30, 2005

Thesis 65 - USAHA

USAHA

Thesis 65

Tujuan dari perbuatan-perbuatan baik bukanlah untuk menyelamatkan kita, tetapi untuk membawa kemuliaan bagi TUHAN.

Pada setiap diskusi tentang keselamatan oleh iman di dalam Kristus Yesus saja, dan tentang fakta bahwa perbuatan-perbuatan kita bukanlah dasar bagi keselamatan kita, seseorang selalu bertanya, “Jika perbuatan-perbuatan baik tidak memiliki peran dalam keselamatan kita, maka apakah nilainya?”

Matius 5:16 sangat jelas mengatakan: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Hanya karena perbuatan-perbuatan baik tidak menyelamatkan kita bukan berarti bahwa perbuatan baik tidaklah penting. Tujuan perbuatan-perbuatan baik adalah untuk membawa kemuliaan bagi TUHAN.

Kalau begitu, apakah tujuan dari membawa kemuliaan bagi nama TUHAN? Apakah TUHAN begitu tertarik dengan kemuliaan karena Dia adalah orang yang mementingkan diri dan berpusat pada diri? Apakah dia meminta kita untuk menjadi orang yang memikirkan orang lain ketika Dia sendiri tidak demikian? Kita telah mengetahui jawaban pertanyaan tersebut jauh sebelumnya, karena apa yang Yesus lakukan di salib. Ketika Yesus berseru, “Sudalah genap,” Dia menjawab selamanya tuduhan Setan bahwa Allah mementingkan diri dan tidak mau berkorban. Salib membuktikan bahwa TUHAN rela memberi sampai kepada batas dalam memberi.

Maka apakah tujuan dari memuliakan nama TUHAN? Satu alasan besar adalah bahwa Dia layak untuk itu! Dia layak mendapatkan pujian kita. Semua kemuliaan, kehormatan dan pujian yang dapat diberikan oleh manusia tidak akan pernah terlalu banyak. Daud berkata, “Terpujilah TUHAN! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita.” Mazmur 68:20. Pernahkah engkau menghitung beban berkat-berkatmu akhir-akhir ini? Kadang kala adalah lebih mudah untuk berfokus pada beban dosa atau beban perasaan bersalah atau beban kekhawatiran yang kita tanggung. Ini adalah beban yang tidak pernah TUHAN maksudkan untuk kita tanggung. Dia telah berjanji untuk menanggung beban-beban ini dari bahu kita dan memberikan kita perhentian. Tetapi satu beban yang Dia punya untuk kita adalah beban berkat! Ada banyak sekali! Siapa yang dapat menghitung itu semua?

Alasan besar kedua untuk memuliakan TUHAN adalah untuk jangkauan keluar dan bersaksi bagi orang Kristen. Saat orang lain melihat Yesus ditinggikan dalam kehidupan kita, dan melalui kita belajar tentang kasih dan kemurahan Allah, mereka didorong untuk datang kepada-Nya bagi diri mereka sendiri. Perbuatan-perbuatan baik yang dipertunjukkan di dalam kehidupan orang-orang percaya adalah sebuah argumen yang berkuasa dalam mendukung Kekristenan, bukan?

Alasan besar ketiga memuliakan TUHAN adalah bahwa jika perbuatan baik kita tidak memuliakan TUHAN, siapakah yang dimuliakannya? Apakah engkau tahu jawabnya? Hanya ada satu pilihan lain, bukan? Jika TUHAN tidak mendapat kemuliaan, kita mengambil kemuliaan untuk diri kita sendiri. Dan pekerjaan pembenaran adalah untuk meletakkan kemuliaan manusia di dalam debu. Kita tidak dapat memuliakan TUHAN dan diri kita pada saat yang bersamaan. Dia yang dimuliakan, atau kita mengambil kemuliaan dan kehormatan dan penghargaan itu untuk diri kita sendiri.

Yang membawa kita kepada sebuah pertanyaan. Akankah mungkin bagi seseorang yang bahkan tidak tertarik memuliakan TUHAN untuk diselamatkan? Memuliakan TUHAN harus menjadi sebuah pendorong yang kuat bagi perbuatan-perbuatan baik. Dan itulah yang akan terjadi, jika kita melayani Dia karena kita mengasihi Dia.

Kita menemukan bahwa hal itu benar dalam hubungan antar manusia. Menjaga nama baik keluarga dapat menjadi pendorong yang nyata, bukan? Kita rela mengorbankan banyak hal untuk menghormati orang yang kita kasihi dan tidak mengecewakan mereka. Ketika kita mengenal TUHAN sebagai sebuah kehormatan bagi kita untuk mengenal Dia, dan ketika kita mengasihi TUHAN sebagai sebuah kehormatan bagi kita untuk mengasihi Dia, kita akan menemukan kesenangan tertinggi dalam menghormati dan memuliakan Dia. Untuk menuruti dan melayani Dia demi kemuliaan-Nya dapat menjadi motifasi terbesar dari segalanya.

“Segala sesuatu tidak sama pentingnya dengan kemuliaan Allah. Bapa kita yang di surga selalu dihargai sebagai yang pertama, sukacita dan kesejahteraan, terang dan kecukupan kehidupan kita, dan bagian kita selamanya.”—Sons and Daughter of God, hal. 56.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing