Google

Wednesday, May 25, 2005

Thesis 70 - PERTUMBUHAN

PERTUMBUHAN

Thesis 70

Kita dapat melakukan segala sesuatu melalui Kristus yang menguatkan kita, tetapi tanpa Dia kita tidak dapat melakukan apapun.

Selama sebuah kelas mata kuliah khusus, kami telah mempelajari sebuah “pelajaran singkat” dalam kebenaran oleh iman di dalam Kristus saja. Kami telah membaca dua ayat, Yohanes 15:5 dan Filipi 4:13, bahwa tanpa Dia kita tidak dapat melakukan segala sesuatu, tetapi bersama Dia kita dapat melakukan segala sesuatu.

Dalam proses diskusi, beberapa mahasiswa merasa tidak nyaman dengan Yohanes 15:5. Salah seorang bertanya, “Jika kita tidak dapat melakukan segala sesuatu tanpa Kristus, maka bukankah itu menyingkirkan nilai kita sebagai mahluk manusia? Bukankah kita diciptakan menurut peta Allah? Bukankah Dia menciptakan kita dengan pilihan yang bebas? Hal itu kedengarannya bukan seperti kebebasan memilih jika kita tidak dapat menyelesaikan sesuatu tanpa Dia.”

Maka kami memastikan untuk menarik garis pemisah antara tidak berharga, dan tidak berdaya. Kami berbicara tentang fakta bahwa walaupun kita tidak berdaya untuk menghasilkan kebenaran, kita bernilai segalanya di mata surga.

Pada titik itu, seorang anak muda di bangku belakang menaikkan tangannya. “Kalau begitu mengapa,” tanyanya, “begitu mudah untuk merasa tidak bernilai, sementara begitu sulit untuk merasa tidak berdaya?”

Yang mana dari keduanya yang paling banyak engkau rasakan? Tidak berdaya atau tidak berharga? Setan telah mengambil setiap kebenaran dan entah bagaimana memutarbalikkannya, bukan? TUHAN berkata, “Engkau bernilai segalanya, tetapi engkau tidak berdaya tanpa Aku.” Setan berkata, “Engkau tidak berharga. Tetapi berusaha keraslah untuk berubah, dan mungkin entah bagaimana, suatu hari kelak, engkau akan bernilai.”

Salah satu ketakutan yang paling banyak diungkapkan tentang keselamatan melalui iman dalam Kristus saja adalah ketakutan bahwa hal itu akan menghasilkan sebuah agama yang tidak-melakukan-apapun. Banyak orang khawatir menerima sebuah iman “pasif” yang menghasilkan kemalasan yang sempurna. Kita dapat melihat pada betapa sedikit yang telah kita kerjakan di sepanjang tahun-tahun kita berusaha keras untuk menghasilkan kebenaran, dan kita dapat mengira bahwa jika kita berhenti bergumul, maka kita akan tidak mengerjakan sesuatu sama sekali.

Tetapi kebalikannya adalah benar. Di samping menemukan bahwa pertumbuhan berhenti ketika kita berhenti berusaha bertumbuh, kita akan menemukan bahwa hanya setelah itulah pertumbuhan yang benar akan mulai. Yesus tidak menghentikan pernyataan-Nya dalam Yohanes 15:5, bahwa tanpa Dia kita tidak dapat melakukan segala sesuatu. Dia juga memberikan kita kabar baik bahwa melalui Dia kita dapat melakukan segala sesuatu.

The Ministry of Healing menempatkannya seperti ini: “Tidak ada batasan terhadap kebergunaan dari orang yang, menyingkirkan diri, memberikan ruang untuk pekerjaan Roh Kudus ke atas hatinya dan hidup sepenuhnya berpusat kepada TUHAN.”—Hal. 159.

Alkitab diisi dengan cerita-cerita tentang orang-orang yang hidup sepenuhnya bergantung kepada TUHAN. Apakah mereka pasif? Mereka pasif ketika masalahnya tiba pada bergantung pada kekuatan mereka sendiri. Tetapi jangan pernah lupa betapa aktifnya pasif itu! Karena orang yang mengetahui ketidakberdayaannya sendiri dan menerima pengendalian Allah adalah orang yang akan Dia gunakan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan besar bagi-Nya.

Selama beberapa tahun hingga sekarang saya telah mengumpulkan cerita-cerita tentang orang-orang di dalam Alkitab yang melakukan hal-hal bodoh! Ingat Yonathan dan pembawa senjatanya yang menghadapi seluruh pasukan Filistin? Bagaimana dengan Yoshua yang pergi menaklukkan kota Yeriko dengan berjalan mengelilingi kota itu setiap hari selama seminggu? Atau memerintahkan matahari untuk berhenti ketika dia membutuhkan beberapa jam untuk menyelesaikan suatu pertempuran? Bukanlah strategi militer yang cerdas bagi Gideon untuk memulangkan 99 persen dari pasukannya dan kemudian menyerang dengan kendi dan obor. Elia adalah orang bodoh karena menuangkan empat drum air pada mezbah korban bakarannya di Gunung Karmel, dari pada membuat segala sesuatu semudah mungkin bagi TUHAN. Dan ada Yosafat yang pergi berperang di depan sebuah paduan suara.

Jika siapa saja dari pahlawan-pahlawan Alkitab ini telah bergantung pada kekuatannya sendiri, dari pada TUHAN, dia pastilah kalau tidak bodoh, ingin bunuh diri! Tetapi ketika kelemahan manusia dipersatukan dengan kuasa Ilahi, TUHAN menggunakan orang-orang ini, bagi-Nya, untuk mengerjakan hal-hal yang tidak mungkin.

Ketika TUHAN memanggil kita untuk menempatkan ketergantungan sepenuhnya kepada Dia, ketika Dia meminta kita untuk mengetahui ketidakberdayaan kita tanpa Dia, Dia tidak sedang membuka pintu untuk ketidakaktifan. Hidup yang dikendalikan TUHAN adalah kehidupan dari dayaguna dan pelayan yang tertinggi. Dan itu adalah kehidupan yang memberikan bukti pertumbuhan dan berhasilguna. Kehidupan itu dapat menjadi milikmu, jika engkau mengingat bahwa tanpa Dia engkau tidak dapat melakukan segala sesuatu, tetapi bahwa bersama-Nya engkau dapat melakukan segala sesuatu—dan hiduplah bersama-Nya, dalam persekutuan dan persahabatan dan persekutuan pribadi.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing