Google

Tuesday, May 24, 2005

Thesis 71 - TINGGAL

TINGGAL

Thesis 71

Setan tidak memiliki kuasa untuk menyebabkan orang-orang yang bergantung kepada Allah untuk berbuat dosa, tetapi orang-orang yang bergantung kepada diri mereka sendiri dengan mudah dapat dikalahkan.

Engkau mungkin pernah mendengar kisah tentang seorang nenek yang saleh di sebuah gereja yang tidak pernah mengatakan sesuatu yang buruk tentang siapapun. Satu hari, seorang anggota gereja berkata, dengan hampir putus asa, “Saya bertaruh bahkan engkau pasti bisa mengatakan sesuatu yang baik tentang setan itu sendiri.”

Nenek itu menjawab, “Yah, engkau tentu harus mengagumi ketekunannya!”

Saya bisa menambahkan satu kepada hal itu dan berkata bahwa setan tentu mengetahui bagaimana mencobai orang! Selama berabad-abad hal itu telah menjadi pelajaran utamanya, dan dia adalah pakar dalam hal itu. Dia mengetahui secara pasti bagaimana pikiran kita bekerja dan bagaimana mengelabui kita dan menjerat kita dan membuat kita menerima saran-sarannya. Dan tentu kita mengetahui bahwa tanpa Roh TUHAN yang menegakkan standart melawan dia, kita tidak akan dapat bertahan sesaatpun.

Tetapi ketika kita bergantung pada kuasa Allah, setan adalah orang yang tidak akan dapat bertahan sesaatpun, dan dia tahu itu. “Karena setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi.” 1 Yohanes 3:6. Dan The Great Controversy, hal. 530, mengembangkan pemikiran yang sama: “Setan sangat menyadari bahwa jiwa yang paling lemah yang tinggal di dalam Kristus bukanlah tandingan bagi sang penguasa kegelapan itu, dan sehingga, bila dia harus menyatakan dirinya secara terbuka, dia akan dihadapi dan ditolak. Oleh karena itu dia berusaha untuk menarik prajurit-prajurit salib menjauh dari kubu pertahanan mereka yang kuat itu.”

Jika Setan mengetahui bahwa bahkan jiwa yang terlemah yang tinggal di dalam Kristus bukan tandingan baginya, maka hal itu akan menjadi sangat penting bagi kita untuk mengerti apa artinya tinggal di dalam Kristus.

Marilah kita melihat pertama-tama pada kata tinggal. Apakah artinya tinggal? Jika engkau mempelajari kata tinggal di dalam Alkitab, engkau akan menemukan bahwa hal itu berarti menetap. Maka Setan sangat menyadari bahwa jiwa yang terlemah yang tetap tinggal dalam ketergantungan pada Kristus bukanlah tandingan bagi sang penguasa kegelapan itu.

Tetapi hal ini membawa kita kepada satu masalah. Kita telah mengetahui bahwa memerlukan waktu untuk bertumbuh, bahwa penyerahan yang terjadi pada saat pertobatan sering kali dapat menjadi pengalaman hidup-lagi, mati-lagi ketika kita sedang mempelajari hari demi hari untuk mengenal Allah dan mempercayai Dia secara lebih sempurna. Pada saat kita akan melihat kepada-Nya dan bergantung pada kuasa-Nya, maka kita mengalami kemenangan. Tetapi saat kita memalingkan pandangan kita dari pada-Nya dan berusaha untuk bergantung pada kekuatan kita sendiri, maka kita akan jatuh dan gagal dan berdosa.

Maka adalah penting untuk membuat perbedaan antara dua jenis tinggal yang muncul di dalam Alkitab. Kita akan mempelajari hal ini lebih dalam lagi dalam beberapa thesis berikut, tetapi secara ringkas, ada tinggal dalam hubungan setiap hari bersama Kristus, dan ada tinggal setiap saat dalam ketergantungan kepada-Nya.

Kadang kala kita mendapatkan pemikiran bahwa jika kita tinggal, atau menetap, dalam hubungan bersama Dia hari demi hari, maka kita akan mengalami kemenangan yang tidak berkeputusan. Tetapi adalah mungkin untuk tetap tinggal bersama Yesus hari demi hari, melalui hubungan setiap hari bersama Dia, dan namun belum tinggal dalam ketergantungan kepada kuasa-Nya pada setiap saat. Selama kita tetap tinggal dalam ketergantungan kepada kuasa Allah dari pada diri kita sendiri, Setan dikalahkan. Tetapi kapan saja kita bergantung kepada kekuatan kita sendiri untuk melawan pencobaan, kita dikalahkan.

TUHAN tidak memiliki masa menunggu, masa percobaan, atau penundaan dalam kemenangan yang harus Dia berikan. Sejak hari pertama engkau datang kepada-Nya, adalah mungkin untuk mengalami semua kemengan itu, semua kuasa mengalahkan dosa, semua kemenangan dan penurutan yang Dia telah tawarkan—selama engkau tetap bergantung kepada kuasa-Nya.

Tetapi kapan saja engkau berpaling dari Kristus dan berusaha untuk bertahan dalam kekuatanmu yang rapuh itu, engkau pasti jatuh dan gagal dan berdosa. Hal itu akan terjadi bahkan bila engkau berada dalam hubungan hari demi hari bersama Allah selama 119 tahun enam bulan! Itulah yang terjadi kepada Musa. Dia telah mengenal Allah, telah berbicara kepada-Nya sebagai seorang sahabat, muka dengan muka. Dia telah memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dan hampir tiba di perbatasan Tanah Perjanjian. Tetapi suatu hari dia menyerah kepada pencobaan setan untuk mengalihkan perhatiannya dari Kristus, dan dia mencoba untuk menangani masalah dalam kekuatannya sendiri. Dia kehilangan pengendalian dirinya, mengambil kemuliaan yang seharusnya milik TUHAN untuk dirinya sendiri, dan berakhir dengan memukul batu, bukan berbicara kepada batu.

Jika tiba saat ketika engkau memukul batu, dalam cara apapun hal itu bisa membinasakan hidupmu, engkau dapat mengetahui hal itu dengan pasti—bagaimanapun, pada saat engkau berhenti bergantung kepada kuasa Allah dan mulai bergantung kepada dirimu sendiri. Tetapi tidak masalah betapa lemahnya dirimu, bahkan bila engkau adalah “jiwa yang paling lemah”, saat engkau belajar untuk tinggal di dalam Kristus waktu demi waktu, Setan tidak akan memiliki kuasa atasmu.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing