Google

Saturday, May 21, 2005

Thesis 74 - TINGGAL

TINGGAL

Thesis 74

Allah tidak pernah mau berpisah dari kita. Tetapi kita dapat memilih untuk berpisah dari Allah.

TUHAN tidak pernah mengajukan cerai! Dia telah memberikan kita izin untuk mengajukan cerai apa bila pasangan kita telah tidak setia kepada sumpah perkawinan, tetapi bahkan ketika umat-Nya tidak setia kepada-Nya—bahkan ketika umat-Nya berulangkali tidak setia kepada-Nya—Dia tidak pernah menjalankan hak itu untuk diri-Nya sendiri. Putusnya hubungan antara manusia dan Allah selalu diprakarsai oleh umat manusia, tidak pernah oleh Allah.

Janji Allah kepada umat-Nya adalah selalu, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Ibrani 13:5.

Dalam sejarah Israel kita melihat kesempatan yang hampir tidak terbatas bagi Allah untuk memilih meninggalkan umat-Nya. Mereka tidak setia kepada-Nya berkali-kali dan berkali-kali lagi. Mereka tidak hanya melanggar hukum yang diucapkan di Sinai dan ditulis oleh tangan-Nya sendiri, tetapi mereka terlibat dalam penyembahan ilah-ilah lain, melupakan Allah satu-satunya yang benar yang telah membawa mereka keluar dari Mesir dan menuju Tanah Perjanjian. Kisah Perjanjian Lama tentang sejarah mereka mencatat berulang-ulang kali kejahatan dan pemberontakan dari raja-raja dan bangsa itu. The Desire of Ages, hal. 28, berkata, “Sejak saat mereka memasuki tanah Kanaan, mereka meninggalkan perintah-perintah TUHAN, dan mengikuti jalan orang-orang fasik. Adalah sia-sia TUHAN mengirimkan amaran kepada mereka melalui nabi-nabi-Nya. Adalah sia-sia mereka menderita penghukuman dari penindasan orang-orang kafir. Setiap reformasi diikuti oleh kemurtadan yang lebih dalam.”

Pada zaman Kristus, “dosa telah menjadi ilmu pengetahuan, dan perbuatan jahat ditahbiskan sebagai bagian dari agama. Pemberontakan telah menanamkan akarnya sangat dalam ke dalam hati, dan permusuhan manusia yang paling keras adalah melawan surga.”—Ibid. hal. 37. Setan bersukacita karena dia telah melakukan pekerjaannya dengan begitu baik, bahwa akhirnya kesabaran TUHAN akan berakhir dan umat manusia akan dibinasakan. Tetapi TUHAN mempunyai rencana yang lebih baik. Dari pada pembinasaan, Dia mengirimkan seorang Juruselamat. Yesus datang ke bumi untuk menawarkan perdamaian secara pribadi, untuk mencoba menjembatani jurang pemisah antara umat manusia dan Allah.

Penawaran belas kasihan yang ditolak oleh bangsa Israel masih ditawarkan kepada perorangan-perorangan, dan setiap orang yang hidup di bumi ini masih dapat menerima penawaran itu. Bukan hingga setiap orang telah membuat sebuah keputusan terakhir untuk menerima atau menolak Allah penawaran itu ditarik. Ketika Kristus meninggalkan kaabah surgawi dan pintu kasihan ditutup, penderitaan Allah yang berkepanjangan akhirnya akan tiba pada kesudahannya. Dan bahkan setelah itu, TUHAN tidak secara sewenang-wenang meninggalkan kita; Dia dengan rasa enggan menerima keputusan kita untuk meninggalkan-Nya. Baca The Great Controversy, hal. 614.

Pernahkah engkau khawatir bahwa engkau terlalu lama mempelajari pelajaran-pelajaran yang Dia coba ajarkan kepadamu? Pernahkah engkau berdoa, “TUHAN, tolonglah, jangan menyerah terhadapku”? Engkau dapat merasa pasti bahwa Dia tidak akan meninggalkanmu. Mungkin doa yang lebih baik adalah, “TUHAN, tolonglah aku agar tidak menyerah terhadap-Mu.” Karena ketika tiba saatnya bagi karunia keselamatan dan hubungan kita bersama-Nya, kita menggenggam suara terbanyak. Hanya kekerasan kepala kita yang mencegah kita untuk datang kepada-Nya dan menerima apa yang Dia rindu berikan kepada kita.

“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun mahluk-mahluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, TUHAN kita.” Roma 8:35, 37-39.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing