Google

Tuesday, May 17, 2005

Thesis 78 - BERSAKSI

BERSAKSI

Thesis 78

Pelayanan Kristen dalam kehidupan rohani berhubungan dengan olah raga dalam kehidupan jasmani.

Ketika pesawat Kapten Eddie Rickenbacker jatuh di Pasifik selama Perang Dunia II, orang-orang yang selamat mengapung di dalam rakit penyelamat tanpa makanan atau air selama beberapa minggu sebelum akhirnya diselamatkan. Rickenbacker dan letnannya, James Whittaker, menuliskan tentang pengalaman itu dalam buku We Thought We Heard the Angels Sing (Kami Pikir Kami Mendengar Malaikat-Malaikat Menyanyi). Salah seorang anggota kru mereka meninggal dunia selama kejadian itu, dan sisanya berdebat cukup seru apakah tubuhnya dimakan atau tidak, sebelum akhirnya mereka menguburkannya di laut.

Tetapi seandainya sebelum orang-orang ini diselamatkan, saya lewat dengan speedboat saya. Orang-orang di rakit itu menatap saya melalui mata mereka yang cekung, bertanya-tanya apakah saya hanya penampakan saja. Tetapi saya merapat ke rakit mereka dan berkata, “Kalian punya masalah. Sepertinya kalian kelihatan tidak sehat. Yang kalian butuhkan adalah lebih banyak olah raga!”

Dan mereka menjawab, “Yang engkau butuhkan adalah lebih banyak otak!”

Untuk waktu yang lama saya mendapatkan pemikiran bahwa cara untuk membuat orang tertarik kepada hal-hal rohani adalah dengan membuat mereka terlibat dalam bersaksi dan melayani dan menjangkau. Dalam sebuah jemaat baru, saya mendapatkan pertolongan super-salesman di antara keanggotaan dan mencoba untuk membuat setiap orang pergi keluar mengetuk pintu-pintu atau membagikan buku-buku atau memberikan pelajaran Alkitab.

Sekitar 5 persen dari orang-orang menanggapi dan mencoba untuk bersaksi. Tetapi itu benar-benar sebuah kekalahan. Dalam kenyataannya, hal itu menyebabkan banyak orang yang menjauh untuk menghindari perasaan bersalah karena tidak terlibat.

Adalah kebodohan untuk berusaha membuat orang berolah raga jika mereka dalam keadaan hampir mati. Itu adalah kebodohan, dan memang sia-sia, untuk mencoba membuat orang berolah raga jika mereka belum dilahirkan.

Maka saya mencoba teknik yang lain. Ketika pergi ke sebuah gereja baru, saya akan melakukan segala hal yang mungkin untuk membuat orang tertarik pada hal-hal rohani. Saya mulai dengan penekanan hubungan kita bersama Allah dan hal-hal yang berhubungan dengan iman dan penyerahan dan memenangkan. Tanggapan sungguh luar biasa—pada awalnya. Tetapi kemudian melemah dan mati sama sekali. Dan saya berpindah ke jemaat lain!

Akhirnya saya menyadari masalahnya. Adalah vital untuk mulai dengan sebuah penekanan kepada hal-hal rohani—tetapi yang harus diikuti secepatnya dengan mendorong orang-orang untuk menjadi aktif dalam pelayanan Kristen. Kita dapat memelihara hidup baru dalam Kristus hanya ketika kita membagikannya. Dan satu-satunya hal yang mencegah kebangkitan rohani menjadi memudar adalah segera mulai membagikan kabar baik bersama orang lain.

Keseimbangan ini digambarkan dalam buku Steps to Christ, hal. 80, 81: “Kekuatan datang melalui latihan; beraktifitas adalah kondisi kehidupan. Orang-orang yang berusaha keras untuk memelihara kehidupan Kristen dengan secara pasif menerima berkat-berkat yang datang dari kasih karunia, dan tidak melakukan apapun untuk Kristus, sama dengan berusaha untuk hidup dengan makan tanpa bekerja. Dan dalam kerohanian seperti dalam dunia alamiah, hal ini akan menghasilkan kemerosotan dan kerusakan. Orang yang menolak untuk melatih anggota tubuhnya akan segera kehilangan kekuatan untuk menggunakan mereka. Begitulah orang-orang Kristen yang tidak mau melatih kuasa yang Allah berikan, bukan hanya gagal untuk bertumbuh di dalam Kristus, tetapi dia kehilangan kekuatan yang telah dia miliki.”

Kristus menggunakan cara terbaik dalam bekerja bersama murid-murid-Nya. Pertama, Dia memanggil mereka untuk mengikut Dia. Baca Matius 4:19. Kemudian setelah satu kurun waktu, Dia menugaskan mereka, “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”
Hanya ketika kita belajar bagaimana untuk mengikut Dia—dan untuk tetap mengikut Dia—kita bersedia untuk pergi.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing