Google

Sunday, May 15, 2005

Thesis 80 - PENCOBAAN

PENCOBAAN

Thesis 80

Masalah yang sebenarnya dari pencobaan adalah apakah hidup terpisah dari Kristus atau tidak.

Pernahkah engkau dicobai? Pernahkah engkau menemukan dirimu sendiri bergumul dengan pencobaan? Saya boleh menambahkan pertanyaan lain: Apakah engkau seorang manusia? Pencobaan adalah kenyataan hidup di dunia ini, bukan? Dan banyak dari kita yang telah menemukan melalui pengalaman pribadi bahwa setan itu ada, jauh sebelum kita menemukan melalui pengalaman pribadi bahwa Allah itu ada.

Sebagai seorang remaja, saya menyimpulkan bahwa masalah saya dengan pencobaan harus diatasi dan diselesaikan pada saat saya berusia dua puluh tahun. Tetapi ketika saya berusia dua puluhan, saya memutuskan bahwa perlu beberapa tahun lagi. Saya putuskan, saya akan merasakan bebas dari pencobaan pada usia tiga puluhan. Tetapi setiap dekade membawa masalah tersendiri. Saya benci untuk mengakui usia berapa yang sedang saya tuju sekarang! Kenyataan yang menyakitkan adalah bahwa kita hidup di dalam dunia pencobaan, bahwa setan itu hidup dan baik-baik saja, dan dia tidak pernah benar-benar meninggalkan seseorang sendirian. Ketekunannya hanya dapat disamakan dengan kebenciannya, dan ketika dia tidak dapat membuat seseorang berbuat dosa, dia ingin tetap tinggal untuk membuat mereka menderita. Pencobaan bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Ibrani 2:18 berkata tentang Kristus, “Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.”

Tetapi ketika pencobaan berakhir dengan kegagalan dan kekalahan dan dosa, penderitaan bahkan bertambah buruk. Jika saja kita dapat menemukan cara untuk menangani pencobaan, kita akan berada pada posisi untuk menjawab sebuah pertanyaan besar yang banyak orang tanyakan. Seringkali cara yang dikemukakan untuk menghadapi pencobaan tergantung pada seberapa besar kuasa kemauan yang seseorang miliki atau tidak miliki, dan apa yang kelihatannya berhasil untuk orang-orang kuat tidak efektif bagi orang-orang lemah.

Ketika kita mulai memikirkan pelajaran ini, marilah kita mengingat kembali bahwa dosa tidak berdasar pada tingkah laku. Kita telah mempelajari fakta bahwa dosa, tunggal, adalah hidup terpisah dari Kristus, dan dosa-dosa, jamak, (perbuatan-perbuatan salah) adalah hasil dari perpisahan tersebut.

Dalam cara yang sama, kita dapat menarik perbedaan antara pencobaan, tunggal (pencobaan untuk hidup terpisah dari hubungan setiap hari bersama Kristus) dan pencobaan-pencobaan, jamak, yang berhubungan dengan tindakan-tindakan salah, atau tingkah laku yang salah.

Jika saya bergumul dengan pencobaan-pencobaan, jamak, maka apakah masalah saya yang sebenarnya? Itu adalah kekurangan saya dalam kepercayaan yang tetap di dalam TUHAN. Itulah sebabnya mengapa setan melakukan segala sesuatu yang dapat dia lakukan untuk memisahkan kita dari hubungan yang tidak berkeputusan bersama Kristus, karena di situlah kepercayaan kita di dalam TUHAN berkembang. Jika setan dapat membuat kita memilih untuk menghidupkan kehidupan secara terpisah dari Yesus Kristus, pencobaan-pencobaan (jamak), tentu akan berhasil.

“Jiwa yang mengasihi Allah, suka menarik kekuatan dari-Nya melalui persekutuan yang tetap bersama-Nya. Ketika menjadi kebiasaan bagi jiwa untuk bersatu dengan Allah, kekuatan setan dikalahkan; karena Setan tidak dapat berdiam di dekat jiwa yang ditarik dekat ke hadirat Allah.”—Komentar-komentar Ellen G. White, S.D.A. Bible Commentary, vol. 7, hal. 937.

Mari kita pakukan hal itu untuk mulai dengan, bahwa masalah yang sebenarnya dalam pencobaan adalah untuk menghidupkan kehidupan yang terpisah dari Kristus. Jika engkau menyerah kepada pencobaan untuk memulai setiap hari tanpa mengambil waktu untuk berdoa dan mempelajari Firman Allah, jika engkau menghidupkan kehidupan yang jauh dari TUHAN Yesus, maka engkau telah kalah dalam pertempuran itu. Pencobaan-pencobaan dapat dikalahkan hanya dari dalam kerangka hubungan bersama Kristus. Dan ketika kita melanjutkan untuk memikirkan bagaimana menghadapi pencobaan-pencobaan, jamak, itu harus selalu berdasarkan dari pemahaman terlebih dahulu tentang bagaimana menghadapi pencobaan, tunggal—pencobaan untuk hidup terpisah dari Allah.

Tetapi orang Kristen yang setiap hari berserah kepada Kristus dan menyediakan waktu untuk belajar mengenal Dia lebih baik dan lebih percaya kepada-Nya bukan saja masih menemukan bahwa dia masih dicobai, tetapi dia telah diserahkan kepada pencobaan. Jika hal itu benar bagimu, maka sebuah pelajaran mengenai mekanisme pencobaan bisa membawa sebuah terobosan.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing