Google

Thursday, May 12, 2005

Thesis 83 - PENCOBAAN

PENCOBAAN

Thesis 83

Allah mengetahui bagaimana melepaskan orang saleh dari pencobaan, tetapi tidak bagi orang yang tidak beriman.

Selama beberapa tahun saya telah menggembalakan gereja-gereja sekolah. Mengajar satu kelas di perguruan tinggi setiap semester telah menolong saya untuk tetap berhubungan dengan para mahasiswa. Dan hal itu tetap mengingatkan saya tentang kebodohan dari sistem penilaian! Para mahasiswa belajar sejak awal bagaimana caranya untuk menghindari mata kuliah yang seharusnya mereka hadiri! Mereka mencoba menganalisa dosen dan teknik-tekniknya. Mereka bolos pada kebanyakan jam kuliah di sepanjang semester dan kemudian mencoba memaksakan diri secukupnya pada pertemuan-pertemuan terakhir agar dapat berhasil dengan sebuah nilai kelulusan minimal.

Para mahasiswa saya mencoba untuk memperdaya usaha-usaha saya untuk mengajarkan sesuatu kepada mereka, maka sayapun mulai berusaha untuk memperdaya mereka! Dalam prosesnya saya muncul dengan ide “nilai kontrak”. Saya menjamin setiap mahasiswa yang mau menghadiri kelas saya secara teratur dan setia mengerjakan tugas-tugas setiap hari akan mendapat nilai lulus minimal—tidak masalah betapa buruk hasil kerjanya pada saat kuis dan ujian!

Tetapi janji saya tetap teguh. Orang yang mengerjakan tugasnya dengan setia hari demi hari akan selamat pada saat ujian!

Allah telah berjanji akan melepaskan orang saleh dari pencobaan. Engkau dapat membacanya dalam 2 Petrus 2:9. “TUHAN tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan.”

Namun siapakah “orang saleh” itu? Pernahkah engkau mendengar ide bahwa jika engkau “orang saleh”, engkau tidak akan membutuhkan pertolongan apapun untuk menghadapi pencobaan? Mazmur 1:6 berkata, “TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.” Jadi orang saleh adalah orang benar—orang yang tidak beriman adalah orang fasik. Orang-orang yang saleh, atau benar, adalah orang-orang yang tidak bergantung pada diri mereka sendiri, atau kebenaran mereka sendiri, tetapi pada kebenaran Kristus. Ini adalah orang-orang yang TUHAN tahu bagaimana melepaskannya dari pencobaan. Orang-orang yang fasik, atau jahat, adalah orang-orang yang bergantung kepada kebenaran dan kekuatan mereka sendiri. Tetapi mereka tidak mempunyai apa-apa! Bahkan TUHAN-pun tidak mampu melepaskan orang-orang yang berkeras mempercayai diri mereka sendiri dari pencobaan.

Apakah aman untuk mengatakan bahwa Allah tidak mampu melepaskan orang-orang fasik dari pencobaan? Berapa seringkah engkau telah dikalahkan dalam usaha-usahamu untuk menghidupkan kehidupan Kristen karena, dalam sebuah krisis, engkau berusaha mengandalkan kekuatan cadangan yang tidak engkau miliki? Itu seperti berusaha lulus ujian tanpa melakukan persiapan. Atau menulis sebuah check ketika engkau sama sekali tidak punya uang di bank untuk membayarnya.

The Ministry of Healing, hal. 510, mengatakan kepada kita bahwa “ketika kita mengizinkan persekutuan kita bersama Allah untuk terputus, pertahanan kita terpisah dari kita. Semua tujuan-tujuan dan niat-niat baikmu tidak akan dapat membuatmu mampu bertahan terhadap kejahatan. Engkau harus menjadi pria dan wanita yang mengandalkan doa.”

Ketika engkau mencari TUHAN hari demi hari dan diubahkan oleh memandang-Nya, engkau belajar tentang kesia-siaan dari bergantung pada kekuatanmu yang rapuh. Ketika engkau berhenti berusaha melawan dosa dan setan oleh dirimu sendiri, maka Allah akhirnya mampu membawa kelepasan. Dia memiliki segala kuasa di surga dan di bumi, dan ketika engkau bergantung pada kuasa-Nya, kemenangan dipastikan.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing