Google

Tuesday, May 10, 2005

Thesis 85 - KEMENANGAN

KEMENANGAN

Thesis 85

Kemenangan bukanlah sesuatu yang kita capai. Itu adalah sesuatu yang kita terima.

Satu tema yang berlaku di seluruh pekabaran kepada tujuh jemaat dalam Wahyu 1-3. Kemenangan. Sebuah janji istimewa yang diberikan kepada setiap jemaat, sebuah janji kepada orang-orang yang menang. Kepada jemaat Efesus: “Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.” Wahyu 2:7. Kepada jemaat Smirna: “Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua.” Ayat 11. Kepada jemaat Pergamus: “Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya.” Ayat 17.

Tiatira: “Barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kepada kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk—sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku—dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur.” Ayat 26, 27. Kepada jemaat Sardis: “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-malaikat-Nya.” Wahyu 3:5.

Kepada jemaat Filadelfia: “Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari surga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.” Ayat 12.

Dan akhirnya kepada jemaat Laodikea: “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” Ayat 21.

Kedengarannya menjadi pemenang adalah cukup penting, bukan? TUHAN tentu memberikan upah yang besar kepada orang-orang yang menang: untuk dapat makan dari pohon kehidupan, dari manna yang tersembunyi, menerima nama baru, berkuasa atas bangsa-bangsa, memakai pakaian putih, menjadi tiang di dalam Bait Suci Allah, dan duduk bersama-sama dengan Kristus di atas takhta-Nya.

Kadang kala orang-orang mendapat ide ketika saya berkata bahwa kemenangan adalah karunia, sehingga bagaimanapun juga hal itu tidak begitu penting. Tidak ada yang bisa lebih jauh dari kebenaran. Keselamatan adalah karunia—apakah keselamatan itu penting? Iman adalah karunia—apakah iman itu penting? Pertobatan adalah karunia—apakah pertobatan itu penting? Tujuan TUHAN bagi kita adalah kemenangan—dan bahkan lebih dari kemenangan. Dia ingin “kita lebih dari pada orang-orang yang menang.” Roma 8:37.

Ketika TUHAN berbicara tentang mendapatkan kemenangan, dan bahkan “lebih” dari pada kemenangan, kemenangan apakah yang sedang Dia gambarkan? Apakah kemenangan atas dosa? Bukan. Itu adalah kemenangan atas suatu yang lebih sulit dikendalikan. Thoughts From the Mount of Blessing, hal. 141: “ Kehidupan orang Kristen adalah sebuah pertempuran dan sebuah gerak maju. Tetapi kemenangan yang hendak didapatkan tidak dimenangkan oleh kuasa manusia. Medan tempurnya berada di dalam hati. Peperangan yang harus kita hadapi—peperangan terbesar yang pernah dihadapi manusia—adalah penyerahan diri kepada kehendak Allah, penyerahan hati kepada kedaulatan kasih.”

Mengetahui ini adalah penyerahan diri, menyerah pada diri kita dan memberikan TUHAN kendali, itulah masalahnya—bukan menyerahkan hal-hal yang salah.

Itu mungkin adalah satu-satunya pertempuran di alam semesta ini dimana kemenangan terletak pada penyerahan! Dan karena itu benar, maka tanpa dapat dibantah lagi bahwa kemenangan adalah sebuah karunia, karena penyerahan adalah sebuah karunia. “Kita tidak dapat, melalui diri kita sendiri, menaklukkan hasrat-hasrat dan kebiasaan-kebiasaan jahat berusaha keras untuk menguasai. Kita tidak dapat mengalahkan musuh yang kuat itu yang menggenggam kita dalam cengkramannya. Hanya TUHAN saja yang dapat memberikan kita kemenangan.”—Ibid, hal. 142.

Kita telah mengetahui cara untuk mendapatkan kemenangan yang diberikan TUHAN melalui pekabaran kepada jemaat Laodikea. “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun juga telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” (penekanan ditambahkan) Bagaimana Yesus telah menang? Melalui ketergantungan kepada kuasa Bapa-Nya dan melalui hubungan bersama Bapa-Nya—bukan melalui melawan kejahatan dengan kekuatan-Nya sendiri, walaupun Dia memiliki kuasa, yang tidak kita miliki. Melalui kepercayaan pada kuasa dan kekuatan Bapa-Nya, Yesus menang. Dan melalui percaya di dalam Dia, melalui iman di dalam Dia, kita juga akan mendapatkan kemenangan. “Inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.” 1 Yohanes 5:4.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing