Google

Saturday, May 07, 2005

Thesis 89 - KESEMPURNAAN

KESEMPURNAAN

Thesis 89

Kesempurnaan dapat menjadi pembicaraan yang berbahaya jika pusat perhatian kita pada diri kita dan perbuatan-perbuatan kita.

PERINGATAN: Mempelajari tentang kesempurnaan dapat berbahaya bagi kesehatan rohanimu!

Bagaimanapun, kita tidak boleh menghindar dari mempelajari kesempurnaan karena kesempurnaan adalah pengajaran Alkitab. Tetapi itu dapat menjadi pelajaran yang berbahaya jika hal itu memusatkan perhatian kita pada diri kita. Kapan saja perhatian kita beralih kepada diri kita, dari pada Kristus, kita akan jatuh dan gagal dan berdosa. Kita dapat aman mempelajari kesempurnaan hanya bila kita mengingat bahwa itu adalah pekerjaan Allah di dalam kita, bukan pekerjaan kita sendiri. Dan jika kesempurnaan hanya pekerjaan TUHAN saja, maka sebuah pelajaran tentang kesempurnaan akan memusatkan perhatian kita kepada-Nya dan menjauh dari diri kita.

Alkitab menggambarkan tiga jenis kesempurnaan. Kita dapat menjadi sempurna dalam kelahiran, sempurna dalam pertumbuhan, dan sempurna dalam tabiat. Kadang kala engkau mendengar orang-orang mendiskusikan sebuah ayat seperti Matius 5:48, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Dan mereka akan berkata, “Itu maksudnya bukan ‘sempurna’, itu maksudnya ‘dewasa’.”

Tetapi dewasa adalah kata yang lebih kuat dari sempurna. Seorang bayi dapat menjadi bayi yang sempurna ketika dia bergumam dan mendeguk. Seorang anak dapat menjadi anak yang sempurna ketika dia duduk di pinggir jalan dan pergi dengan gembira menemui anak tetangga di seberang jalan. Tetapi jika kita bertingkahlaku seperti itu pada usia 20, kita akan menjadi dikhawatirkan!

Sempurna dalam tabiat bukan saja sempurna dalam kelahiran dan pertumbuhan, tetapi juga dalam kedewasaan.

Markus 4:28 berkata, “Mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya di dalam bulir itu.” Sebuah tangkai dapat menjadi tangkai yang sempurna, bulir dapat menjadi bulir yang sempurna. Tetapi butir yang penuh isinya di dalam bulir berarti menjadi sempurna dan dewasa (matang). Christ’s Object Lessons, hal. 65, berkata bahwa kita dapat menjadi sempurna dalam setiap tahap perkembangan kita.

Jadi Alkitab mengajarkan bahwa kesempurnaan itu mungkin. Alkitab juga mengajarkan bahwa kesempurnaan adalah pekerjaan Allah, bukan kita, sebagaimana yang kita ketahui pada bagian sebelumnya. Dan Alkitab mengajarkan bahwa kita tidak boleh pernah menyatakan telah sempurna—pada kenyataannya, pernyataan seperti itu akan menjadi bukti bahwa kita belum sempurna! Ayub 9:20: “Sekalipun aku benar, mulutku sendiri akan menyatakan aku tidak benar; sekalipun aku tidak bersalah, ia (mulutku) akan menyatakan aku bersalah.”

“Tidak seorangpun yang menyatakan kesucian adalah benar-benar suci. Orang-orang yang tercatat sebagai orang suci dalam buku surga tidak menyadari kenyataannya, dan yang paling akhir menyatakan kebaikan mereka sendiri.”—The Faith I Live By, hal. 140. “Orang benar yang sesungguhnya… tidak menyadari kebaikan dan kesalehannya.”—The Sanctified Life. Hal. 11. “Semakin dekat engkau datang kepada Yesus, semakin banyak kesalahanmu yang muncul di depan matamu; pandanganmu akan semakin jelas, dan ketidaksempurnaanmu akan terlihat dalam perbedaan yang besar dan nyata kepada kesempurnaan-Nya. Ini adalah bukti bahwa penipuan Setan telah kehilangan kuasanya; bahwa pengaruh Roh Allah sedang menggerakkanmu.”—Steps to Christ, hal. 64, 65.

Jika kita semakin dekat kepada Yesus, semakin berkurang kesempurnaan kita dibanding perkiraan kita sendiri, kemudian kesempurnaan tidak pernah lagi menjadi perhatian kita, karena kita tidak tahu kapan kita telah menerimanya. Bagian kita dalam proses kesempurnaan adalah tetap mendekatkan diri kepada Yesus dan menjaga pandangan kita kepada-Nya. Selebihnya, Dia yang akan mengurusnya.

“Setiap orang akan mempunyai pergumulan tertutup untuk mengalahkan dosa dalam hatinya. Berkali-kali ini merupakan sebuah pekerjaan yang menyakitkan dan menawarkan hati; karena, ketika kita melihat kecacadan dalam tabiat kita, kita tetap melihat pada hal itu, ketika seharusnya kita melihat kepada Yesus dan mengenakan jubah kebenaran-Nya.”—Testimonies, vol. 9, hal. 182, 183.

Tetapi selama kita mengingat bahwa kesempurnaan adalah pekerjaan Allah bagi kita, dan selama kita memandang kepada-Nya untuk memenuhi keperluan apapun yang harus dilakukan pada wilayah ini, kita dapat mempelajari dengan aman janji-janji-Nya tentang hal itu. Kita dapat bersukacita di dalam kelimpahan perlengkapan-Nya yang telah Dia buat untuk merebut kita kembali dari dosa.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing