Google

Thursday, May 05, 2005

Thesis 91 - YESUS

YESUS

Thesis 91

Yesus tidak memiliki kelebihan atas kita dalam mengalahkan pencobaan.

Dalam ekonomi saat ini, banyak orang yang menemukan diri mereka memiliki masalah keuangan. Jika engkau menemukan dirimu berada dalam kelompok ini, engkau mungkin sebaiknya mengikuti seminar yang berjudul “Bagaimana Hidup Sesuai dengan Pendapatanmu.” Itu diajarkan oleh John D. Rockefeller. Apakah engkau tertarik? Untuk para pelajar, bagaimana dengan kelas yang dinamai “Membuat Pekerjaan Rumah Menjadi Mudah.” Gurunya mempunyai IQ 200. Atau apakah engkau lebih menyukai sesuatu yang berhubungan dengan olah raga? Bagaimana dengan kelas Terjun Bebas—diajarkan oleh malaikat Gabriel?

Jika Yesus datang hanya untuk menjadi Juruselamat kita saja, maka mungkin tidak begitu penting bagaimana Dia menjalani kehidupan-Nya. Tetapi jika Dia datang untuk menjadi teladan kita, untuk menunjukkan bagaimana kita harus hidup, maka Dia harus hidup sebagaimana kita harus menjalaninya. Kalau tidak, kita tidak akan mendapat manfaat apa-apa dari teladan-Nya.

The Desire of Ages, hal. 24, berkata: “Jika kita harus menanggung sesuatu yang tidak dapat ditanggung oleh Yesus, maka pada titik ini Setan akan menyatakan bahwa kuasa Allah tidak cukup bagi kita.”

Dalam semua diskusi dan debat mengenai sifat alamiah Kristus, dua pokok utama yang paling banyak mendapat ketidaksetujuan: pertanyaan tentang apa artinya Yesus dicobai dalam segala hal sama seperti kita, namun tidak berdosa (lihat Ibrani 4) dan bagaimana Yesus dapat dilahirkan tanpa dosa dari orang tua manusia. Tidak satupun dari pertanyaan ini memiliki aplikasi bagi kehidupan kita, dan kedua pertanyaan yang telah diberitahukan kepada kita adalah misteri sehingga kita tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mencari jawabannya. Baca Komentar Ellen G. White, S.D.A. Bible Commentary, vol. 5, hal. 1128, 1129.

Pada sisi lain, hampir setiap orang kelihatannya setuju pada dua pokok pikiran utama lain dalam pelajaran ini: yaitu Yesus tidak memiliki kelebihan atas kita dalam mengalahkan pencobaan dan Dia mengalahkan dosa dalam cara yang sama kita dapat menang. Ini adalah pokok pikiran praktis yang mana kita bisa mendapatkan banyak informasi dari tulisan-tulisan yang diinspirasikan.

Di dalam pikiranpun Yesus tidak pernah menyerah kepada pencobaan—dan kemenangan yang sama bisa menjadi milik kita juga. Lihat The Desire of Ages, hal. 123. Wahyu 3:21 berkata bahwa kita dapat menang dalam cara yang sama Kristus telah menang. “Melalui kemenangan Kristus, keuntungan-keuntungan yang sama yang Dia miliki telah disediakan bagi manusia; karena dia boleh menjadi seorang yang mengambil bagian dari sebuah kuasa yang berasal dari atas dan luar dirinya sendiri, bahkan seorang yang mengambil bagian dari sifat keilahian, dengan mana dia boleh mengalahkan kejahatan yang menguasai dunia melalui hawa nafsu.”—Ellen G. White, Signs of the Times, 16 Januari 1896.

Jadi, Yesus tidak memiliki kelebihan atas kita dalam mengalahkan dosa; karena itu Dia memenuhi syarat untuk menunjukkan bagaimana kita harus hidup. Dia datang dan mengalami kebutuhan dan kelemahan kemanusiaan sehingga Dia dapat menawarkan pertolongan kepada orang-orang yang harus hidup dalam batas-batas kemanusiaan.

Tidak diragukan Yesus memiliki segala jenis kelebihan atas kita, karena Dia adalah Allah sepasti Dia juga manusia. Tetapi Dia tidak pernah menggunakan kelebihan-kelebihan yang didalamnya Dia dilahirkan, dan selama Dia tidak menggunakannya, kelebihan-kelebihan itu memberikan kerugian yang sama atau lebih dibandingkan dengan kita.

Contohnya, Yesus memiliki kelebihan yang nyata ketika berhubungan dengan tingkah laku, karena tidak pernah berdosa, Dia dapat tidak pernah dicobai untuk tetap di dalam dosa—dan dorongan pelanggaran hukum adalah salah satu kecenderungan terbesar kita. Pada sisi lain, Dia memiliki sebuah kerugian ketika tiba pada hubungan dengan Bapa-Nya, karena Dia memiliki kuasa untuk hidup terpisah dari ketergantungan kepada Bapa-Nya—dan kita tidak. Siapa yang pernah mendapatkan pencobaan yang lebih besar untuk hidup secara terpisah? Orang yang memiliki kuasa untuk melakukannya, atau orang yang tidak mempunyai kuasa untuk melakukannya?

Komentar-komentar Ellen G. White, S.D.A. Bible Commentary, vol. 7, hal. 930, berkata: “Adalah tugas yang sulit bagi Pangeran Kehidupan untuk menjalankan rencana yang telah Dia pikul untuk keselamatan manusia, dalam menutupi keilahian-Nya dengan kemanusiaan. Dia telah menerima kehormatan dalam ruang sidang surga, dan akrab dengan kekuasaan yang absolut. Sulit bagi-Nya untuk menjaga tingkat kemanusiaan sebagaimana bagi manusia untuk naik ke atas tingkat yang rendah dari alamiahnya yang rusak, dan menjadi pengambilbagian dari sifat keilahian.”

Jadi ketika tiba pada masalah yang mendasar dalam dosa dan pencobaan—perpisahan dari hubungan bersama Allah—Kristus bukan hanya tidak memiliki kelebihan atas kita, Dia sesungguhnya memiliki sebuah kerugian. “Manusia tidak mampu menyelamatkan dirinya, namun Anak Allah bertempur dalam peperangannya untuknya, dan menempatkan dirinya pada tempat yang menguntungkan oleh mengenakannya perlengkapan-perlengkapan keilahiannya.”—Ellen G. White, Review and Herald, 8 Februari 1898.

Kehidupan Yesus adalah jaminan kita bahwa kita dapat mengalahkan pencobaan. Sebagaimana Dia mendapatkan kemenangan melalui ketergantungan kepada Bapa-Nya, maka kita boleh mendapatkan kemenangan melalui ketergantungan kepada-Nya. Kita dapat berada pada “tempat yang menguntungkan” hari ini.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing