Google

Tuesday, June 28, 2005

Thesis 36 - SALIB

SALIB

Thesis 36

Allah mengampuni orang berdosa, bukan dosa, tetapi Alkitab menyebutkannya pengampunan dosa. Yesus mati karena dosa tidak dapat diampuni.

Mungkin saya harus mengakui bahwa untuk menyatakan maksudnya thesis ini bermain dengan kata-kata. Bagi beberapa orang thesis ini adalah bujukan; bagi beberapa orang lainnya merupakan amaran. Tetapi, marilah kita mencoba mengerti kebenaran yang terkandung di dalamnya.

Suatu hari saya sedang mengemudi melalui jalan pedesaan, melaju dengan melebihi batas kecepatan yang diizinkan. Saya sedang terburu-buru menghadiri sebuah upacara pemakaman! Namun tidak lama kemudian, sebuah kepulan debu dari kendaraan lain bergabung dengan kepulan debu kendaraan saya—dan kendaraan lain itu adalah mobil patroli polisi.

Dia memerintahkan saya untuk menepi. Awalnya dia cukup tegas meminta SIM dan surat kendaraan saya. Tetapi setelah dia mendengar siapa saya dan keadaan “darurat” yang saya alami, dia mulai sedikit melunak.

Dia berkata, “Saya pikir saya menemukan mobil curian di sini. Tetapi sekarang saya tidak tahu harus bagaimana dengan anda. Jika saya menilang anda, hal itu akan tercetak di surat kabar besok, dan hal itu akan mempermalukan anda di depan anggota jemaat anda. Dan saya pikir tilang bukanlah sebuah penyelesaian.”

Saya menjawab, “Tidak, pak. Saya pikir juga demikian!”

Akhirnya dia berkata, “Silahkan melanjutkan perjalanan. Anda saya bebaskan.” Dan dia melanjutkan perjalanannya, dan saya melanjutkan perjalanan saya—dengan perlahan!

Petugas lalu lintas ini melakukan apa yang Allah tidak lakukan, dan menerangkan perbedaan yang sedang saya coba tarik antara pengampunan orang berdosa dan pengampunan dosa. Petugas itu “mengampuni dosa saya” karena melanggar batas kecepatan yang ditentukan. Tetapi dengan berbuat demikian, dia sudah berlaku tidak adil berdasarkan undang-undang dimana dilarang mengemudi melewati batas kecepatan tertentu.

TUHAN tidak mengubah hukum-Nya. Dia tidak membuat pengecualian-pengecualian. Ketika manusia melakukan pelanggaran, bukanlah pilihan-Nya untuk seenaknya berkata, “Yah, sudahlah. Tidak apa-apa. Kita anggap saja tidak apa-apa kali ini.”

“Bila hukum mungkin diubahkan atau dibatalkan, maka Kristus tidak perlu mati. Tetapi membatalkan hukum akan mengabadikan pelanggaran, dan dunia akan sepenuhnya berada di bawah kendali Setan. Karena hukum tidak dapat diubah, karena manusia hanya dapat diselamatkan melalui penurutan akan ajarannya, itulah sebabnya Yesus ditinggikan di salib.”—The Desire of Ages, hal. 762, 763.

Apa yang Allah lakukan adalah mengampuni orang berdosa. Ada perbedaannya! Jika petugas lalu lintas memperlakukan saya seperti Allah memperlakukan saya, dia tidak akan punya pilihan selain menilang saya. Saya harus dipanggil menghadap pengadilan, dan hakim akan menyatakan saya bersalah dan meminta saya untuk membayar denda.

Jika saya tidak memiliki uang untuk membayar denda yang ditetapkan, saya harus dipenjarakan. Dan ketika hal itu ditetapkan, polisi itu akan maju ke depan, mengeluarkan uangnya, dan membayar denda itu dengan uangnya sendiri agar saya dapat bebas. Jika dia melakukan hal itu, dia telah menegakkan hukum dan pada saat yang sama menyelamatkan saya dari hukuman karena pelanggaran saya.

Umat manusia melanggar hukum TUHAN. Karena TUHAN tidak dapat mengampuni dosa, Dia tidak dapat menganggukkan kepala-Nya kepada Adam dan Hawa dan berkata, “Silahkan lanjutkan. Kalian saya bebaskan.” Jika Dia melakukan hal itu, seluruh alam semesta-Nya akan berada di dalam bahaya.

Pemerintah negara kita kadang kala membiarkan kita melanggar sedikit-sedikit. Kita kadang kala melanggar hukum dan tidak ketahuan. Kenyataannya, diperkirakan sekitar 80% kejahatan tidak terungkap. Bahkan apa bila kita tertangkap, kita masih mungkin menghindari hukuman atas kesalahan-kesalahan kita.

Tetapi tidak demikian halnya dengan pemerintahan sorga. Dosa tidak akan ada yang terluput, dan tidak satupun yang lolos. Roma 6:23 selalu benar: “Sebab upah dosa ialah maut.”

Karena kasih-Nya, Allah menemukan jalan keluar. Kematian Kristus di salib membebaskan Dia untuk mengampuni orang berdosa. Maka Dia meneguhkan sekaligus hukum dan keadilan-Nya dan keselamatan kita.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing