Google

Sunday, June 26, 2005

Thesis 38 - SALIB

SALIB

Thesis 38

Salib memungkinkan TUHAN untuk menjadi adil dan sekaligus mengampuni siapa saja.

Pada awalnya dia gembira. Benar, dia telah kalah dalam peperangan terakhir dan telah dibuang dari surga, tetapi sekarang Lusifer memiliki kerajaannya dengan lebih dari sepertiga malaikat surga langsung di bawah kepemimpinannya sendiri. Tentunya dengan awal yang begini dia akan segera mampu untuk menyusun kekuatan dan membuat serangan lain—dan peperangan berikutnya mungkin akan berakhir dengan kemenangannya.

Tetapi jauh sebelumnya, masalah-masalah di dalam pemerintahannya mulai muncul. Tidak ada kesatuan di barisannya. Sekarang pertentangan langsung dengan Anak Allah telah berakhir, malaikat-malaikat yang jatuh mulai saling bertengkar di antara mereka. Percekcokan yang terus-menerus di antara mereka menjadi sumber ketidaknyamanan bahkan bagi Setan sendiri!

Tetapi sebuah pertentangan yang lebih dalam sedang berkecamuk di dalam hatinya. Setan merasa kesepian. Dia sangat merasakan jam-jam ketika paduan suara surga akan memimpin pujian kepada TUHAN. Dia pernah menjadi pemimpin paduan suara itu. Dan dia mulai merasakan akibat-akibat yang menyakitkan dari pilihan-pilihannya yang buruk. Dia menatap masa depan yang lebih gelap dari pada yang pernah dapat ia bayangkan.

Buku The Story of Redemption memberikan gambaran ini: “Setan gemetar saat ia menyaksikan pekerjaannya. Dia sendirian merenungkan masa lalu, masa kini, dan rencana-rencana masa depannya. Badannya yang kuat terguncang seperti diterpa badai. Seorang malaikat dari surga sedang lewat. Setan memanggil malaikat itu dan memohon untuk bisa berbicara dengan Kristus. Malaikat ini mengizinkannya. Kemudian dia berbicara dengan Anak Allah bahwa dia bertobat dari pemberontakannya dan mengharapkan kemurahan Allah.... Kristus menangisi penderitaan Setan tetapi mengatakan kepadanya, sama seperti kehendak Allah, bahwa dia tidak akan pernah bisa diterima di surga. Surga tidak boleh berada dalam bahaya. Seluruh surga akan rusak jika dia diterima kembali, karena dosa dan pemberontakan berasal darinya. Bibit-bibit pemberontakan masih ada di dalam dirinya.”—hal. 26.

Setan keluar dari percakapan dengan Kristus dengan kebulatan tekad untuk mencoba cara lain. Dia bertekad akan membawa kejatuhan umat manusia. Hal ini akan menyelesaikan pekerjaannya yang dulu gagal dicapainya dengan cara-cara lain. Tuduhan Setan yang pertama melawan Allah adalah mempertanyakan keadilan-Nya. Sekarang dia akan mempunyai sebuah uji kasus untuk membuktikan maksudnya.

Jika manusia berdosa, ini akan membuktikan bahwa hukum TUHAN tidak adil dan tidak dapat dituruti. Akhirnya, Setan dapat mengambil alih pemerintahan di Bumi. Tetapi jika TUHAN mau menawarkan beberapa rencana pemulihan umat manusia melalui kemurahan Surga, maka Setan akan memiliki kesempatan untuk memperoleh apa yang sesungguhnya ia kejar—sebuah kesempatan untuk mengembalikan kedudukannya. Karena jika TUHAN dapat memberikan kesempatan lain kepada manusia, maka hanya akan adil bagi Setan apabila dia memperoleh kesempatan juga.

Tetapi pikiran TUHAN telah memikirkan ketetapan untuk situasi darurat seperti itu. Dari kekekalan sebuah rencana telah diadakan untuk memulihkan manusia dari kejatuhannya dan membersihkan nama baik TUHAN dari tuduhan-tuduhan Setan.

Melalui kematian Kristus di salib, TUHAN “menunjukkan keadilan-Nya… bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.” Roma 3:26. Pengorbanan Kristus demi kepentingan kita memungkinkan Allah untuk mempertahankan baik keadilan maupun pengampunan. Salib menyatakan keadilan TUHAN, sementara pada saat yang sama menyediakan sebuah cara dengan mana manusia dapat diampuni tanpa merusak keadilan Allah.

Bagi Setan, yang telah berdosa dengan sengaja di dalam terang yang penuh dan pengetahuan akan kasih Allah, tidak ada pernyataan kasih yang lebih besar yang mungkin mengubah hatinya yang memberontak. Tetapi manusia, ditipu dan dibingungkan, TUHAN dapat menawarkan kesempatan lain. Bagi orang yang mau menerimanya, kasih dan keadilan dan kemurahan Allah yang dinyatakan dalam kematian Kristus akan membuat perubahan. Bagi yang mau menerimanya, sebuah jalan keselamatan telah tersedia.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing