Google

Tuesday, June 21, 2005

Thesis 43 - JAMINAN

JAMINAN

Thesis 43

Orang-orang Kristen harus mengetahui bahwa mereka memiliki jaminan keselamatan hari ini.

Apakah jawabanmu jika seseorang bertanya, “Apakah engkau selamat?” Pernahkah engkau mengalaminya? Bagaimana engkau menanggapinya?

Tulisan-tulisan yang diilhamkan kepada gereja kita memberi kita beberapa amaran yang cukup kuat terhadap perkataan, “Saya selamat.” Mari kita perhatikan beberapa amaran di sini.

“Kita tidak pernah berhenti dalam kondisi yang memuaskan, dan berhenti membuat kemajuan, berkata, ‘Saya selamat.’ Ketika ide ini menyenangkan, motif-motit untuk berjaga-jaga, berdoa, usaha yang paling gigih untuk mendesak maju menuju pencapaian yang lebih tinggi, berhenti keluar. Tidak ada lidah yang disucikan akan ditemukan mengucapkan kata-kata ini hingga Kristus datang, dan kita memasuki gerbang kota Allah. Kemudian, dengan penuh kesopanan, kita boleh memberi kemuliaan kepada TUHAN dan Anak Domba atas kelepasan yang kekal itu. Selama manusia dipenuhi kelemahan—karena dia tidak bisa menyelamatkan jiwanya sendiri—dia tidak seharusnya berani berkata, ‘Saya selamat.’”—Selected Messages, jld. 1, hal. 314.

Paragraf yang serupa, ditemukan di dalam Christ Object Lessons, hal. 155, berkata: “Kita tidak pernah bisa secara aman meletakkan keyakinan pada diri dan perasaan, di sisi surga, bahwa kita aman dari pencobaan. Orang-orang yang menerima Juruselamat, bagaimana tuluspun perubahan mereka, tidak pernah boleh diajar untuk mengatakan atau merasakan bahwa mereka selamat. Ini adalah penyesatan. Setiap orang harus diajarkan untuk berharap dalam iman dan pengharapan; tetapi bahkan ketika kita menyerahkan diri kita kepada Kristus dan mengetahui bahwa Dia menerima kita, kita tidak berada di luar jangkauan pencobaan. Firman TUHAN menyatakan, ‘Banyak orang akan disucikan, dimurnikan dan diuji.’ Daniel 12:10. Hanya dia yang bertahanlah dalam ujianlah yang akan menerima mahkota kehidupan.”

Ketahuilah bahwa amaran ini adalah untuk melawan pemikiran tentang sekali selamat, selalu selamat. Mereka membicarakan tentang pemikiran bahwa hanya karena kita sekali telah diselamatkan maka secara otomatis pada akhirnya kita akan selamat. Ada perbedaan yang nyata antara berkata, “Saya diselamatkan hari ini.” Dan berkata, “Saya akan diselamatkan di surga.”

Seorang muncul dengan pertanyaan yang cukup bagus untuk meliputi kedua dasar ini: “Apakah engkau selamat?” dia menjawab, “Sejauh ini!”

Tetapi marilah kita batasi perhatian kita sejenak kepada pertanyaan hari ini. Apakah engkau selamat hari ini? Bagaimana engkau akan menjawabnya? Apakah engkau akan berkata, “Saya harap demikian,” atau, “Saya pikir begitu,” atau, “Saya pikir saya akan mengetahuinya ketika hari penghakiman tiba”?

Pertanyaan tentang keselamatan pribadi adalah pertanyaan yang paling sering ditanyakan di lingkungan orang-orang Kristen. Kapan saja survey memberikan orang-orang Kristen kesempatan untuk membuat daftar pertanyaan yang paling mendesak bagi mereka, pertanyaan ini selalu muncul paling atas. Ini adalah pertanyaan yang biasa bagi tua dan muda. Jika engkau meminta para pendengar menuliskan pertanyaan yang ingin mereka tanyakan, jika mereka dapat mengetahui secara pasti bahwa mereka akan mendapatkan jawaban yang benar, pertanyaan tentang jaminan keselamatan selalu yang terbanyak. “Akankah saya masuk surga?” “Akankah saya diselamatkan?” “Akankah saya berhasil?” Ini adalah kekhawatiran yang berpusat pada diri sendiri! Pada kenyataannya, ini adalah salah satu cara utama yang Setan pakai untuk memusatkan perhatian kita pada diri kita dan menyebabkan kita melepas pandangan pada Yesus. Steps to Christ, hal. 72, mengamarkan kepada kita tentang hal itu. Buku itu berkata, “Kita tidak boleh membuat keinginan yang berpusat pada diri dan menuruti kata hati dan ketakutan apakah kita akan diselamatkan. Semua ini akan menjauhkan jiwa dari Sumber kekuatan kita. Tetaplah menyerahkan jiwamu kepada TUHAN, dan percayalah kepada-Nya. Bicarakan dan pikirkanlah tentang Yesus. Biarkanlah dirimu menghilang di dalam Dia. Singkirkan semua keraguanmu; hapuskan ketakutan-ketakutanmu.”

Kita harus selalu menghidupkan kehidupan Kristen setiap hari demi hari. Mencari TUHAN untuk persekutuan dan persahabatan setiap hari demi hari. Datanglah kepada-Nya untuk mendapatkan pertobatan dan pengampunan setiap hari demi hari. Letakkan semua rencanamu di kaki-Nya, untuk dijalankan atau digagalkan sebagaimana yang ditunjukkan pemeliharaan-Nya, setiap hari demi hari. Datanglah kepada-Nya untuk mendapatkan pencurahan Roh-Nya, kekuatan untuk menghadapi pencobaan, kebijaksanaan untuk melayani, setiap hari demi hari. Dan ketika kita melakukan ini, kita dapat menerima jaminan keselamatan setiap hari demi hari. “Jika engkau benar di hadapan Allah hari ini, engkau bersedia jika Kristus datang hari ini.”—In Heavenly Places, hal. 227.

Jika engkau telah mencoba untuk meletakkan dasar jaminan keselamatanmu pada pengalaman masa lalumu bersama TUHAN—bahkan jika pengalaman masa lalu itu terjadi baru saja kemarin—kemudian engkau berbuat kesalahan. Jika engkau telah mencoba entah bagaimana mengumpulkan jaminan yang cukup hingga akhir hidupmu—bahkan jika hidupmu akan berakhir besok—maka engkau berada di dalam kesulitan. Tetapi engkau dapat memiliki jaminan keselamatan hari ini. Dan jika engkau mengambil waktu hari demi hari untuk memastikan penerimaanmu akan penerimaan TUHAN, akhir hidupmu di dunia ini akan menempatkanmu di antara yang diselamatkan untuk kekekalan.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing