Google

Monday, June 20, 2005

Thesis 44 - JAMINAN

JAMINAN

Thesis 44

Alkitab mengajarkan sekali selamat tetap selamat selama engkau tetap selamat.

Pada suatu malam saya mendengar seorang pendeta Nasarani (Nazarene Church) yang berkata, “Kami percaya pada sekali selamat, tetap selamat, selama engkau tetap selamat.” Ini adalah satu iman GMAHK yang sama dengan gereja Nasarani!

Sebuah persimpangan besar di dunia penginjilan Kristen percaya bahwa semua yang diperlukan untuk selamat adalah menganggukkan kepalamu ke arah surga sekali selama hidupmu, dan keselamatan kekalmu dijamin. Mereka percaya bahwa tidak peduli pilihan apapun yang engkau buat, atau arah hidupmu setelah titik awal keputusanmu untuk Kristus, bahwa pada akhirnya engkau akan menemukan dirimu dikawal menuju gerbang mutiara memasuki kota Allah.

Tetapi ajaran Alkitab tentang hal ini sangat jelas. “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” Matius 24:12,13.

Yesus mengajarkan prinsip yang sama dalam Yohanes 15. Dia mengucapkan kata-kata terakhir-Nya kepada murid-murid pada perjalanan menuju Getsemani. Dia menunjuk kepada kebun-kebun anggur, yang dapat terlihat pada malam bercahaya bulan itu, dan mencoba sekali lagi menjelaskan tentang hubungan yang harus mereka pertahankan dengan-Nya agar dapat memperoleh hidup. Dia berkata dalam ayat 6, “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang keluar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.” Maka adalah mungkin untuk menjadi sebuah cabang, tetapi tidak berdiam, atau tinggal bersama pokok anggur. Dan ketika perpisahan ini terus berlanjut, waktunya akan tiba dan cabang itu akan dimusnahkan.

Dalam perumpamaan-Nya tentang pesta pernikahan dalam Matius 22, Yesus juga membicarakan tentang kemungkinan membuat sebuah permulaan, tetapi tidak tetap hidup di dalam kehidupan Kristen. Raja itu telah mempersiapkan pesta. Orang tersebut telah menerima undangan untuk pesta itu. Dia telah berhasil pada awalnya. Tetapi dia telah lalai atau menolak untuk memakai pakaian pesta, dan ketika sang raja datang untuk memeriksa para tamu, orang tersebut ditemukan tidak layak. Raja itu memberikan perintah, “Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Ayat 13.

“Orang berdosa dapat menemukan pengharapan dan kebenaran hanya di dalam TUHAN, dan tidak ada manusia yang benar lebih lama dari pada selama ia beriman di dalam TUHAN dan memelihara sebuah hubungan yang vital dengan-Nya.”—Testimonies to Ministers, hal. 367.

Sebagaimana yang telah kita ketahui, jaminan keselamatan berlanjut selama hubungan kita dengan TUHAN berlanjut, selama kita tetap menerima karunia pertobatan dan pengampunan dan kasih karunia-Nya. Keselamatan yang berkelanjutan didasarkan pada hubungan iman bersama Dia, bukan berdasarkan tingkah laku kita atau pekerjaan kita. Dan tidak ada hubungan berlanjut lebih lama dari pada hubungan yang tetap berlanjut.

Kita mengetahui dari hubungan manusia kita bahwa adalah mungkin untuk memiliki sebuah hubungan dengan seseorang pada suatu waktu, tetapi tidak berhubungan lagi sekarang. Keculai sebuah hubungan dijaga tetap hidup dengan persahabatan dan komunikasi dan pertemuan, ia akan mati tanpa dapat dihindari.

Hal yang sama juga berlaku dengan hubungan kita bersama Allah. Alkitab dengan setia mencatat contoh-contoh seperti Henokh, Musa, Daniel, dan Paulus, yang tetap berjalan bersama Allah hingga akhir hidup mereka. Paulus mampu berkata pada saat mendekati akhir hidupnya, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.” 2 Timotius 4:7,8. Dia tidak berkata, “Saya bergabung dengan pihak yang benar; saya mulai pada jalur yang benar; saya pernah mempunyai iman.” Tidak, dia telah memelihara iman, bertahan hingga akhirnya.

Dan Alkitab juga mengatakan kepada kita tentang orang-orang yang mulai bersama TUHAN, tetapi yang jatuh di tengah jalan dan kehilangan keselamatan yang pernah mereka miliki. Kain mulai dengan persembahan korban pagi dan petang bersama seluruh keluarganya. Tetapi dia tidak bertahan hingga akhirnya. Raja Saul memulai dengan perubahan, seorang anak TUHAN yang rendah hati. Tetapi dia mengambil alih pengendalian terhadap hidupnya dan mengakhiri hidupnya sebagai hasilnya. Bileam adalah nabi TUHAN, tetapi dari pada mendengarkan keledainya yang berbicara, malaikat TUHAN yang mengamarkan dia, dan suara TUHAN dalam mimpinya di tengah malam untuk menasehati dia, dia lebih tertarik kepada kemuliaan dirinya dari pada kemuliaan TUHAN dan menjadi sekutu musuh umat Allah. Yudas pada awalnya termasuk sebagai orang dalam; dia mendengarkan perkataan-perkataan dan melihat pekerjaan-pekerjaan Kristus. Dia menerima sebuah tempat sebagai seorang missionaris dan bergabung bersama murid-murid lain dalam menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan dan membangkitkan orang mati. Tetapi dia berjalan menjauh dari semua itu dan mengkhianati TUHAN-nya. Menjadi selamat adalah penting. Untuk terus-menerus menerima keselamatan adalah sama pentingnya.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing