Google

Friday, June 17, 2005

Thesis 47 - HUBUNGAN

HUBUNGAN

Thesis 47

Kebenaran oleh iman adalah sebuah pengalaman, bukan hanya sebuah teori.

Saya akan memberikanmu sebuah resep untuk membuat kue strawberry. Letakkan sepotong kue pada dasar sebuah mangkuk besar. Beberapa orang menyukai kue bolu. Beberapa orang menyukai jenis biskuit. Tetapi yang manapun yang engkau gunakan, engkau kemudian meletakkan di atasnya tumpukan strawberry. Jika saat itu pada musim dingin, engkau mungkin boleh menggunakan strawberry beku. Tetapi yang segar adalah yang terbaik. Dan kemudian di atas strawberry engkau meletakkan whipped cream yang banyak.

Rincian dan cara boleh sedikit berbeda dari orang satu ke yang lain. Tetapi satu hal yang pasti. Kue strawberry adalah sebuah pengalaman, bukan hanya sebuah teori! Semua jenis dari tiga bahan-bahan—kue, strawberry, dan whipped cream—memiliki hanya satu tujuan pada akhirnya. Untuk menikmati kue strawberry sepenuhnya, engkau harus mengalaminya.

Kita telah berbicara tentang tiga bahan-bahan nyata dalam kehidupan Kristen yang akan membuat hal yang disebut “hubungan”. Kita telah berbicara tentang belajar Alkitab, berdoa, dan bersaksi atau melayani atau jangkauan keluar. Dalam bagian ini saya akan menjelaskan tentang “resep” untuk sebuah kehidupan ibadah yang berarti.

Tetapi di atas semua itu, engkau harus secara jelas mengerti satu fakta: Teori yang terpisah dari pengalaman memiliki nilai yang kecil. Untuk mendapatkan manfaat dari “resep” itu, engkau harus merasakannya sendiri!

Ada perbedaan yang besar antara mengenal seseorang dan sekedar mengetahui tentang seseorang. Engkau dapat membaca tentang Abraham Lincoln atau Florence Nightingale. Engkau dapat mengetahui sejarah mereka, menghapal perkataan-perkataan mereka, mengagumi kehidupan mereka. Tetapi engkau tidak dapat menjalin hubungan pribadi dengan mereka. Engkau tidak dapat mengenal mereka; engkau hanya bisa mengetahui tentang mereka.

Banyak orang Kristen yang telah berusaha untuk mengetahui tentang TUHAN. Mereka mengumpulkan informasi dari Firman-Nya bila ada kesempatan. Mereka mendiskusikan tentang Dia di kelas sekolah Sabat minggu demi minggu. Mereka mengetahui bahwa Dia adalah mengasihi dan adil dan pengampun. Mereka mengagumi Dia dari kejauhan. Tetapi mereka tidak pernah datang untuk mengenal Dia di dalam persekutuan muka dengan muka.

Pemazmur berkata, “Kecap dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” Mazmur 34:9. The Desire of Ages, halaman 374, mengatakan kepada kita: “Membicarakan agama sepintas lalu saja, berdoa tanpa jiwa yang lapar dan iman yang hidup, tidak ada manfaatnya. Sebuah iman yang sekedar nama saja terhadap di dalam Kristus, yang hanya sekedar menerima Dia sebagai Juruselamat dunia, tidak akan pernah membawa kesembuhan bagi jiwa. Iman yang memimpin kepada keselamatan bukanlah sekedar persetujuan intelektual terhadap kebenaran.... Tidaklah cukup mempercayai tentang Kristus; kita harus percaya di dalam Dia. Satu-satunya iman yang akan membawa manfaat kepada kita adalah iman yang memandang Dia sebagai seorang Juruselamat pribadi; yang mengambil jasa-jasa-Nya untuk diri kita sendiri.”

Resep itu penting. Tetapi mencicipi dan mengalaminya bahkan lebih penting lagi. Engkau dapat membaca tentang resep yang baik, tetapi hanya engkau yang dapat membuat keputusan untuk mencobanya atau tidak bagi dirimu sendiri.

Apakah ada resep bagi hubungan dengan Kristus? Ada satu yang banyak dari kita telah merasakannya. Sediakan waktu, sendiri, pada awal setiap hari, untuk mencari Yesus melalui firman-Nya dan doa.

Sediakan waktu. Hubungan tidak terjadi secara instan. Pada masa sekarang kita banyak mendengar tentang “kwalitas” (mutu) waktu versus “kwantitas” (jumlah) waktu. Tetapi ada batas-batas terhadap berapa besar kwalitas yang engkau dapat terima atau beri jika kwantitasnya kecil.

Sendiri: Muka dengan muka adalah tempat di mana komunikasi yang paling dalam terjadi. Hal itu berlaku dalam perkawinan, dalam keluarga, dalam persahabatan. Hal itu juga berlaku bagi TUHAN.

Pada awal. Kita diundang untuk memberikan TUHAN prioritas tertinggi, untuk memulai hari kita bersama Dia—bukan menyisihkan waktu pada menit-menit terakhir sebelum kita tidur.

Setiap hari: Regularitas (keteraturan) itu penting. Apakah engkau berbicara tentang program gerak badan, belajar piano atau persahabatan, komunikasi yang tidak teratur tidaklah cukup.

Mencari Yesus. Pusat dari kehidupan yang beribadah adalah selalu Dia. Hidup yang beribadah bukanlah dimaksudkan untuk mempelajari nubuatan atau doktrin atau pertarakan. Itu adalah mengenal Seseorang.

Melalui Firman-Nya dan doa. Dia berbicara kepada kita melalui Firman-Nya; kita menjawab Dia melalui doa. Berbicara dan mendengar adalah elemen dasar dari komunikasi.

Jangan berhenti hanya dengan sebuah resep, apakah itu untuk kue strawberry atau bagaimana mengenal TUHAN. Alamilah sendiri. Hanya dengan begitulah engkau akan benar-benar mengerti nilainya.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing