Google

Saturday, June 11, 2005

Thesis 53 - HUBUNGAN

HUBUNGAN

Thesis 53

Keadaan sering bertambah buruk ketika kita berdoa hingga kita belajar untuk mencari Yesus demi kepentingan-Nya, bukan kita.

Seorang mahasiswa mengatakan kepada saya pada suatu waktu, “Saya berhenti menjadi orang Kristen dua minggu yang lalu, dan saya bahkan belum berdosa sejak itu!”

Pada sisi lain, banyak orang yang memutuskan untuk mulai mencari hubungan pribadi dengan TUHAN menemukan bahwa segala sesuatu menjadi serba salah. “Banyak yang dengan tulus mengabdikan hidup mereka untuk pelayanan TUHAN dikejutkan dan dikecewakan karena menemukan diri mereka, tidak seperti sebelumnya, dihadapkan pada rintangan-rintangan dan ditimpa pencobaan-pencobaan dan kebingungan-kebingungan. Mereka berdoa untuk tabiat seperti orang Kristen, untuk kecocokan bagi pekerjaan TUHAN, dan mereka ditempatkan di bawah keadaan-keadaan yang sepertinya memunculkan semua sifat-sifat jahat mereka. Keburukan-keburukan tabiat yang bahkan mereka tidak sadari keberadaannya diungkapkan. Seperti Israel purba, mereka mempertanyakan, “Jika TUHAN memimpin kita, mengapa semua ini menimpa kita?”—Ministry of Healing, hal. 470.

Kadang kala sulit untuk menerima jawaban yang diilhami yang diberikan dalam tulisan yang sama, yaitu “adalah karena TUHAN yang memimpin mereka sehingga hal-hal ini menimpa mereka. Pencobaan-pencobaan dan rintangan-rintangan adalah cara untuk mendisiplin yang dipilih TUHAN dan kondisi-kondisi sukses yang Dia tetapkan.”—Ibid, hal. 471. (Penekanan ditambahkan)

Cerita Ayub adalah sebuah cerita yang aneh. Di sini ada seorang laki-laki yang sempurna. TUHAN mengatakan dia sempurna. Dia berkata kepada Setan, “Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” Ayub 1:8.

Namun TUHAN memberikan izin kepada kejahatan untuk menyerang Ayub, walaupun Ayub sempurna. Dan dalam satu malam Ayub yang malang menghadapi lebih banyak masalah dari pada yang dihadapi kebanyakan orang seumur hidupnya. Kekayaannya lenyap, kesehatannya lenyap, anak-anaknya lenyap. Lebih dari itu, dia kehilangan penghormatan isterinya, reputasinya di masyarakat, dan kepercayaan sahabat-sahabatnya.

Apakah tuntutan setan terhadap TUHAN dalam kejadian ini? Dia menuduh TUHAN dengan tidak adil telah melindungi Ayub. Dia menuduh TUHAN telah menjadi Oknum yang menyuap ciptaan-Nya untuk mendapatkan kasihnya. Dia berkata, “Ayub melayani Engkau hanya untuk apa yang dia bisa dapatkan dari-Mu.”

Tetapi TUHAN lebih tahu! Dia tahu apa yang membuat Ayub setia. Dan Diapun mempertaruhkan reputasinya, di hadapan seluruh alam semesta, ke atas hamba-Nya Ayub. Dia berkata kepada setan, “Silahkan dan coba buktikan tuduhanmu.”

Kadang kala orang memiliki keberatan terhadap cerita Ayub, merasa bahwa TUHAN mempergunakan Ayub sebagai sebuah pion dalam pertandingannya dengan setan. Tetapi bukan Ayub yang sedang dicobai—adalah TUHAN yang sedang dicobai. Dan Ayub, yang bukan saja sejak awalpun tidak mengetahui apa yang sedang terjadi, namun juga tidak pernah diberi sebuah penjelasan sejauh yang Alkitab catat, membersihkan nama (dari tuduhan setan) TUHAN di hadapan alam semesta!

Tidak seorangpun yang menyukai orang yang mata duitan. Kita dapat mengerti masalah-masalah yang dimiliki orang-orang kaya atau public figure dalam membangun persahabatan sejati. Tidak selalu mudah untuk mengatakan siapa yang ingin bersahabat denganmu secara pribadi, atau siapa yang hanya mencoba mengambil keuntungan darimu.

Dengan setiap orang yang memilih untuk meninggalkan barisannya untuk bergabung dengan pihak Allah, setan menuduh Allah sekali lagi dan lagi. Dia berkata, “Orang ini tidak datang kepada-Mu karena dia mengasihi-Mu. Dia tidak menerima pelayanan-Mu melalui apa yang telah dilakukan Anak-Mu baginya dengan rasa syukur. Dia ingin agar masalah-masalahnya terpecahkan. Dia ingin penyakitnya disembuhkan. Dia ingin agar pikirannya damai. Dia ingin melepaskan diri dari api penghakiman.”

Intinya, setiap jiwa yang membuat keputusan untuk menerima Kristus memperbaharui pertentangan besar itu. Dan satu-satunya cara agar nama TUHAN dapat dibersihkan dari tuduhan setan, satu-satunya cara agar Dia dapat menerima pilihan kita untuk-Nya, adalah jika Dia memberikan kesempatan kepada setan untuk membujuk kita agar meninggalkan pilihan kita!

Seorang mahasiswa mengatakan kepada saya, “Jika saya dapat mengetahui bahwa saya telah selamat, bahwa dosa-dosa saya telah diampuni, dan bahwa saya diterima oleh TUHAN sekarang, maka saya ingin agar seseorang membunuh saya secepatnya!”

“Mengapa?”

“Karena saya takut gagal lagi!”

Tetapi TUHAN tidak mau orang yang datang kepada-Nya hanya dalam tekanan hebat sesaat saja dan kemudian mengubah pikiran mereka tentang ingin menjadi milik-Nya jika mereka memiliki separuh kesempatan. Dia ingin kebebasan memilih kita. Dan untuk memberikan kita kebebasan memilih yang sempurna, Dia harus mengizinkan sang musuh untuk melakukan usaha terbaiknya untuk membuat kita mengubah pikiran kita.

Beberapa tahun yang belum lama berlalu, Amerika Serikat mengatur sebuah “masa tenang” setelah menandatangani setiap kontrak besar. Bahkan pemerintahpun membuat kelonggaran untuk mengubah pikiran dan menjamin hak kita untuk berubah pikiran. Pilihan yang dapat bertahan pada masa-masa buruk, seperti pada masa-masa baik, hanyalah pilihan bebas yang dapat diterima baik Allah maupun Setan.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing