Google

Friday, June 10, 2005

Thesis 54 - HUBUNGAN

HUBUNGAN

Thesis 54

Barangsiapa yang merasa tawar hati dengan hubungannya karena tingkah lakunya adalah seorang legalis.

Apakah seorang legalis itu? Menurut defenisi populer, seorang legalis adalah siapa saja yang berharap untuk memperoleh surga dengan memelihara hukum. Orang kafir atau atheis tidak akan menjadi seorang legalis, karena mereka tidak sedang mencari keselamatan sama sekali. Tetapi siapa saja dengan pengharapan apapun dari keselamatan yang mendasarkan harapan itu di atas perbuatan-perbuatan baik atau penurutan atau jasa-jasanya dalam cara apapun adalah seorang legalis.

Dasar kebenaran dari keselamatan hanya oleh iman di dalam Yesus Kristus adalah kita tidak dapat melakukan sesuatu untuk mendapatkan atau mempatutkan kita untuk keselamatan kita. Kita hanya dapat menerimanya sebagai pemberian. Dan kita menerimanya dengan datang ke hadirat Sang Pemberi. Kita telah membicarakan tentang fakta bahwa pemberian keselamatan harus diterima setiap hari, dan tidak hanya sekali untuk selamanya pada permulaan hidup Kekristenan kita.

Namun kita mendengar berulang-ulang, “Saya telah mencoba kehidupan beribadah, dan itu tidak berhasil bagi saya.”

Saya bertanya, “Apa maksud anda? Apakah engkau mampu mengenal Yesus lebih baik dengan menghabiskan waktu dalam mempelajari kehidupan-Nya Apakah engaku menemukan bahwa menghabiskan waktu dalam membaca Firman Allah dan berdoa tidak membawamu kepada komunikasi dengan Allah? Apakah engkau memutuskan bahwa usahamu untuk menyediakan waktu merenung bersama Dia hari demi hari tidak berarti sama sekali? Apa yang tidak berhasil?”

Jawaban yang hampir tidak terelakkan adalah: “Saya menemukan bahwa saya masih harus bergumul dengan pencobaan. Saya masih melakukan beberapa kesalahan yang saya lakukan sebelumnya. Saya mencoba sebuah hubungan bersama Allah, dan itu tidak berhasil.”

Yesus berkata, “Beginilah hal kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.” Markus 4: 26-28.

Kita tidak mengharapkan untuk membuat taman, atau membesarkan anak-anak atau mendapatkan pendidikan atau sukses dalam membuka bisnis baru atau belajar memainkan alat musik atau membangun sebuah bangunan dalam satu malam. Tetapi berapa banyak dari kita berharap dapat menjadi orang Kristen secara instan? Berapa banyak dari kita yang tidak mau menunggu buah Roh bertumbuh dan berkembang di dalam hidup kita?

Christ’s Object Lessons, hal. 61, mengatakan kepada kita, “‘Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.’ Yakobus 5:7. Maka orang Kristen itu menunggu dengan sabar untuk menghasilkan hidup yang berbuah dari Firman Allah. Sering ketika kita berdoa untuk karunia Roh, TUHAN bekerja untuk menjawab doa-doa kita dengan menempatkan kita dalam keadaan-keadaan untuk mengembangkan buah-buah ini; tetapi kita tidak mengerti maksud-Nya, dan bertanya-tanya, dan cemas. Namun tidak ada yang dapat mengembangkan karunia-karunia ini kecuali melalui proses pertumbuhan dan mengeluarkan buah. Bagian kita adalah menerima firman Allah dan memegang teguh firman itu, menyerahkan diri kita sepenuhnya di bawah kendalinya, dan maksudnya dalam hidup kita akan dipenuhi.”

Hubungan tidak berdasarkan tingkah laku. Dan jika tingkah laku kita yang menyebabkan kita menjadi tawar hati dengan hubungan kita, maka kita tahu bahwa kita dalam beberapa cara telah mengandalkan tingkah laku kita untuk penerimaan Allah. Siapa saja yang berharap untuk diterima dan diselamatkan oleh usahanya dalam cara apapun adalah seorang legalis.

Setiap kemenangan atas dosa atau kuasa penurutan atau mengalahkan pencobaan tidak pernah akan datang dari dalam diri kita sendiri. Jika kita pernah berharap untuk menurut, kita harus datang kepada Yesus untuk kebenaran-Nya dan tetap datang kepada-Nya. Satu hal yang tidak boleh pernah engkau lakukan, jika engkau menemukan dirimu sebagai seorang Kristen yang dikalahkan, adalah memutuskan hubungan itu; karena hanya melalui Kristus-lah engkau dapat selalu berharap untuk sukses dalam kehidupan Kristen.

Steps to Christ, hal. 64, seharusnya ditulis pada halaman paling depan di setiap Alkitab. “Kita harus sering sujud dan menangis di kaki Yesus karena kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahan kia, tetapi kita tidak boleh kecil hati. Bahkan jika kita dikalahkan oleh sang musuh, kita tidak dibuang, dilupakan dan ditolak oleh Allah. Tidak, Kristus ada di sebelah kanan Allah, yang mengadakan pengantaraan bagi kita. Kata Yohanes yang kekasih, ‘Hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil (1 Yohanes 2:1).’”

Apakah kemenangan dan mengalahkan mungkin? Ya, TUHAN menyediakan kuasa untuk itu. Apa yang terjadi jika kita berdosa? Kita diberi tawaran pengampunan dan pemulihan.

Kita boleh saja menjadi tawar hati dengan tingkah laku kita karena tingkah laku kita! Tetapi jika kita sedang memandang pada Yesus untuk keselamatan dan pengampunan dan kuasa untuk menurut, kita tidak boleh pernah menjadi tawar hati dengan hubungan kita karena tingkah laku kita. Janji-Nya adalah pasti. Jika kita tetap tinggal di dalam Dia, Dia akan menyelesaikan pekerjaan-Nya dalam hidup kita.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing