Google

Thursday, June 09, 2005

Thesis 55 - PENURUTAN

PENURUTAN

Thesis 55

Penurutan yang benar adalah karunia dari Allah (jubah itu cuma-cuma!).

Penurutan adalah sebuah karunia! Penurutan adalah sebuah karunia! Penurutan adalah sebuah karunia! Penurutan adalah sebuah karunia! Penurutan adalah sebuah karuna! Penurutan adalah sebuah karunia! Penurutan adalah sebuah karunia! Penurutan adalah sebuah karunia!

Penurutan adalah sebuah karunia karena iman adalah sebuah karunia. Lihat kembali pada thesis iman, jika engkau masih ragu tentang kebenaran bahwa iman adalah sebuah karunia. Kolose 2:6, mengatakan kepada kita, “Kamu telah menerima Kristus Yesus, TUHAN kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap berada di dalam Dia.” Roma 1:17 berkata, “Orang benar akan hidup oleh iman.” Patriach and Prophets, hal. 657, berkata, “Setiap kegagalan yang dialami anak-anak Allah adalah karena mereka kekurangan iman.” Jika kita datang kepada Yesus oleh iman pada awalnya, jika kita tetap berjalan bersama-Nya oleh iman, jika setiap kegagalan kita adalah karena kita kurang iman, jika kita hidup oleh iman, maka iman adalah dasar untuk penurutan. Jika iman adalah sebuah karunia, maka penurutan harus juga menjadi sebuah karunia.

Penurutan adalah sebuah karunia karena keadaan alamiah umat manusia. Lihat kembali pada thesis dosa jika engkau masih ragu tentang kejatuhan umat manusia. Roma 5:12 mengatakan kepada kita bahwa “semua orang telah berbuat dosa”. Steps to Christ, hal. 18, berkata, “Hati kita adalah jahat, dan kita tidak dapat mengubahnya.” Jika kita berdosa oleh sifat alamiah kita, jika hati kita adalah jahat, maka bagaimana kita bisa menghasilkan penurutan? Setiap kebenaran sejati dalam hidup kita pasti datang dari luar diri kita. TUHAN adalah kebenaran kita. Baca Yeremia 23:6. Jika kita tidak mempunyai kebenaran dan TUHAN adalah satu-satunya Orang yang memiliki kebenaran, maka apapun kebenaran yang kita alami pastilah sebuah karunia dari-Nya.

Penurutan adalah sebuah karunia karena penyerahan adalah sebuah karunia. Lihat kembali pada thesis penyerahan jika engkau bertanya-tanya mengenai hal ini. Roma 10:3 berkata tentang Israel, “Sebab oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk pada kebenaran Allah.” Apakah engkau menginginkan kebenaranmu sendiri, yang digambarkan sebagai kain kotor? Atau apakah engkau menginginkan kebenaran TUHAN? Untuk memperoleh kebenaran-Nya, engkau harus memberikan atau menyerahkan dirimu kepada-Nya. Jika penyerahan adalah sebuah karunia, maka penurutan yang datang sebagai hasil dari penyerahan adalah juga sebuah karunia.

Penurutan adalah sebuah karunia karena pengendalian TUHAN. Lihat kembali pada thesis 20 dan 21 untuk hal ini. Jika kita menyerahkan kuasa memilih kita kepada TUHAN dan menerima pengendalian-Nya menggantikan pengendalian setan, maka Dia adalah orang yang bekerja di dalam kita baik kemauan dan kehendak sesuai dengan kesenangan-Nya. Baca Filipi 2:13. “Setiap jiwa yang menolak untuk menyerahkan dirinya kepada Allah berada di bawah pengendalian kuasa lain.”—The Desire of Ages, hal. 466. Kita dikendalikan oleh TUHAN atau Setan. Ketika TUHAN mengendalikan, Dia memberikan kita karunia-karunia kebenaran dan penurutan. Selama TUHAN mengendalikan, kita akan menjadi patuh dengan sungguh-sungguh.

Penurutan adalah sebuah karunia karena perhentian Sabat. Kita belum membahas tentang masalah ini. Tetapi Yehezkiel 20:12, 20 mengatakan kepada kita bahwa Sabat adalah sebuah tanda penyucian. Ibrani 4 menggambarkan perhentian yang tetap untuk umat TUHAN—sebuah perhentian yang dilambangkan dengan perhentian Sabat. “Sebab barang siapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari segala pekerjaan-Nya.” Ayat 10. Bagaimana kita memperoleh perhentian ini? Yesus berkata, “Marilah kepada-Ku... Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Matius 11:28. Jika perhentian Sabat adalah sebuah lambang perhentian kita dari bekerja untuk menghasilkan sendiri penyucian kita, maka penurutan adalah sebuah karunia, karena perhentian adalah sebuah karunia.

Penurutan adalah sebuah karunia karena pertobatan adalah sebuah karunia. Lihat kembali pada thesis pertobatan jika engkau mempunyai pertanyaan tentang pertobatan adalah sebuah karunia. Pertobatan termasuk kesedihan terhadap dosa dan berbalik dari padanya. Jika pertobatan adalah sebuah karunia, maka kesedihan terhadap dosa adalah sebuah karunia, dan berbalik dari pada dosa adalah sebuah karunia.

Penurutan adalah sebuah karunia karena buah adalah sebuah karunia. Buah itu alamiah dan spontan. Dan Yesus merindukan buah dari anak-anak-Nya. Dia berbicara tentang buah di sepanjang Yohanes 15. “Namun Juruselamat tidak meminta murid-murid berusaha menghasilkan buah. Dia berkata kepada mereka untuk tetap tinggal di dalam Dia.”—The Desires of Ages, hal. 677. Usaha kita adalah untuk tetap tinggal di dalam Dia, bukan untuk mencoba menghasilkan buah. Dan “penurutan adalah buah iman.”—Steps to Christ, hal. 61. Maka, karena buah adalah sebuah karunia, penurutan adalah sebuah karunia.

Penurutan adalah sebuah karunia karena teladan Yesus. Untuk penjelasan lebih rinci pada pelajaran ini, lihat ke bagian terakhir (belum diterjemahkan—penerjemah), pelajaran tentang Yesus. Bagaimana Yesus menurut? The Desires of Ages, hal. 24: “Sebagai Anak manusia, Dia memberikan kita teladan penurutan; sebagai Anak Allah, Dia memberikan kita kuasa untuk menurut.” Yesus berkata, “Aku tidak bisa mengerjakan sesuatu dari diri-Ku sendiri.” Dia juga berkata, “di luar Aku, kamu tidak bisa melakukan sesuatu.” Jika penurutan-Nya datang sebagai karunia dari Bapa-Nya, maka penurutan kita haruslah datang sebagai sebuah karunia dari-Nya. Adalah kabar baik bahwa penurutan adalah sebuah karunia!

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing