Google

Wednesday, June 08, 2005

Thesis 56 - PENURUTAN

PENURUTAN

Thesis 56

Penurutan sejati datang dari dalam ke luar, bukan dari luar ke dalam.

Ketika saya dan saudara laki-laki saya masih kecil, ibu kami menjahit topi juru masak dan celemek untuk kami dan memberikan kami tugas untuk menolongnya di dapur. Salah satu tugas kami adalah mencuci piring, dan kami melakukannya secara bergiliran. Satu waktu saudara laki-laki saya mencuci piring dan saya mengeringkannya; lain waktu saya yang mencuci, dan dia yang mengeringkan.

Piring-piring itu bersih sekali pada saat kami selesai mengerjakannya, karena tidak ada yang lebih menggembirakan hati orang yang mendapat giliran mengeringkan piring selain mengembalikan piring tersebut untuk dicuci ulang. Saudara laki-laki saya akan mengembalikan piring itu kepada saya, dan saya berkata, “Piring itu sudah bersih!”

Dia akan menunjukkan beberapa noda kecil yang masih tertinggal dan berkata, “Kau sebut ini bersih?” Dan piring itu kembali tenggelam ke dalam busa.

Satu hal yang saya pelajari selama masa magang saya di dapur: Jika engkau bersih di dalam, maka luarnya akan bersih juga.

Yesus pernah menggunakan perumpamaan yang sama untuk menegur orang-orang Farisi. Dia berkata, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.” Matius 23:25, 26.

Ketika TUHAN mengatasi masalah dosa, Dia langsung kepada pusat masalah—hati manusia! Ini merupakan salah satu dasar utama dari kebenaran oleh iman. TUHAN tidak sedang mengurus masalah di permukaan saja. Dia tahu bahwa bila hati benar, maka segala sesuatu akan benar juga.

Kita, manusia terkesan dengan penurutan luar, karena kita hanya dapat melihat hal-hal lahiriah saja. Tetapi TUHAN melihat ke dalam hati, dan polesan luar sebesar apapun tidak dapat menyembunyikan dosa yang ada di dalam hati. Hanya pembersihan hatilah yang memiliki nilai dalam pandangan-Nya.

Pragraf klasik pada pelajaran ini, dituliskan kepada gereja kita pada waktu yang lampau, bermunculan, di segala tempat, dalam buku Counsels on Diet and Foods. “Rencana untuk memulai di bagian luar dan berusaha bekerja ke bagian dalam telah selalu gagal, dan akan selalu gagal. Rencana TUHAN untukmu adalah mulai pada pusat semua kesulitan, hati, dan kemudian dari hati akan keluar prinsip-prinsip kebenaran; pembaharuan akan keluar sebagaimana di dalam.”—hal. 35.

Ada falsafah di dunia sekarang ini yang dapat engkau temukan di setiap persimpangan. Falsafah itu berkata bahwa cara untuk berubah adalah dengan berpura-pura di sebelah luar untuk satu kurun waktu, dan jika engkau tetap berpura-pura dalam waktu yang cukup lama, perubahan akhirnya akan terjadi di dalam. Contohnya, seandainya engkau membenci tetanggamu. Nah, jika engkau mau bersikap menyukainya, cepat atau lambat engkau akan mulai menyukainya. Hal yang sama untuk kegagalan dalam pernikahan: berpura-pura saja engkau jatuh cinta lagi, dan tidak lama semua masalah akan terpecahkan. Jika engkau punya masalah dengan berat tubuh, bersikap saja seperti orang kurus, dan segera engkau akan menjadi kurus. Jika engkau sedang menghadapi masalah keuangan, bersikap saja seperti seorang milioner, dan hal pertama yang engkau ketahui, engkau akan menjadi kaya!

Berpikir positif telah ada di sekitar kita untuk jangka waktu yang lama. Ada satu masalah dengan hal itu—itu tidak berhasil. Lusifer adalah orang yang paling pertama mencobanya; dia berkata kepada dirinya, “Aku akan seperti TUHAN.” Dan dia mulai mencoba untuk bertindak seperti TUHAN, dan hal itu berakhir dengan bertindak seperti setan! Namun berapa banyak orang Kristen yang telah mencoba metodenya, berharap bertindak seperti TUHAN, bertindak seperti Yesus, berperilaku dalam kasih? Ini adalah jalan buntu.

Namun, jika engkau mengizinkan TUHAN mengerjakan mukjizat-Nya dalam hatimu dan mengubah engkau dari dalam, sebelah luar akan menampilkan perubahan yang terjadi di dalam. Perubahan bagian dalam selalu tersedia. Hal itu datang melalui memandang Dia dan mengizinkan Roh-Nya mengubah hati.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing