Google

Saturday, June 04, 2005

Thesis 60 - PENURUTAN

PENURUTAN

Thesis 60

Ketika kita mengenal TUHAN seperti itu adalah sebuah kehormatan bagi kita untuk mengenal-Nya, hidup kita akan menjadi hidup dalam penurutan terus-menerus.

Sebuah paragraf klasik di dalam buku The Desires of Ages menyimpulkan pertanyaan mengenai penurutan. Paragraf itu memperkenalkan penurutan; mengatakan kepada kita bagaimana penurutan dapat diperoleh.

“Semua penurutan yang benar berasal dari hati. Itu adalah pekerjaan hati bersama Yesus. Dan jika kita mengizinkan, Dia akan menunjukkan diri-Nya bersama pikiran-pikiran dan tujuan-tujuan kita, memadukan hati dan pikiran kita ke dalam kesesuaian kepada kehendak-Nya, sehingga ketika menuruti Dia kita hanya melakukan gerakan hati kita sendiri. Kemauan, dibersihkan dan disucikan, akan menemukan kesenangannya yang tertinggi dalam melakukan pelayanan-Nya. Ketika kita mengenal TUHAN seperti itu adalah sebuah kehormatan bagi kita untuk mengenal-Nya, hidup kita akan menjadi hidup dalam penurutan terus-menerus. Melalui sebuah penghormatan terhadap tabiat Kristus, melalui persekutuan dengan Allah, dosa akan menjadi kebencian bagi kita.”—Hal. 668.

Marilah kita kembali dan membacanya dengan hati-hati, kalimat demi kalimat.

“Semua penurutan yang benar berasal dari hati.” Jika itu benar, maka semua penurutan yang tidak datang dari hati bukanlah penurutan yang benar, bukan? Jika kita harus berusaha keras untuk menurut, tetap melawan keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan kita, kemudian apapun yang bisa kita hasilkan hanyalah moralitas, tidak pernah penurutan.

“Itu adalah pekerjaan hati bersama Yesus.” Kristus adalah teladan terbesar satu-satunya dari kebenaran oleh iman. Dia datang ke dunia ini bukan hanya untuk mati bagi kita, tetapi juga untuk menunjukkan kepada kita bagaimana kita hidup. Wahyu 3:21 memberikan janji tersebut, “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” Kita diundang untuk menjadi pemenang dalam cara yang sama Kristus telah menang.

“Jika kita mengizinkan, Dia akan menunjukkan diri-Nya bersama pikiran-pikiran dan tujuan-tujuan kita, memadukan hati dan pikiran kita ke dalam kesesuaian kepada kehendak-Nya, sehingga ketika menuruti Dia kita hanya melakukan gerakan hati kita sendiri.” Apakah bagian kita? Mengizinkan. Apakah bagian-Nya? Mengubah hati dan pikiran kita dan bahkan gerakan hati kita, hingga kita menemukan diri kita melakukan kehendak-Nya secara alamiah dan spontan. Apakah engkau menyukai penurutan yang menuruti kata hati? Akankah itu menjadi kabar baik bagimu, ketika dihadapkan dengan sebuah keputusan dalam hidupmu, untuk menemukan bahwa kata hatimu yang pertama selaras dengan kehendak Allah? Itu tersedia!

“Kemauan, dibersihkan dan disucikan, akan menemukan kesenangannya yang tertinggi dalam melakukan pelayanan-Nya.” Jika pelayanan TUHAN adalah kesenangan tertinggimu, haruskah engkau berusaha keras untuk menurut? Akankah penurutan menjadi kerja keras? Atau akankah itu—menyenangkan!

Sekarang tiba pada metode, penjelasan tentang bagaimana semua ini dapat terjadi dalam hidup kita. “Ketika kita mengenal TUHAN seperti itu adalah sebuah kehormatan bagi kita untuk mengenal-Nya, hidup kita akan menjadi hidup dalam penurutan terus-menerus.”

Saya bertanya kepadamu, jika engkau menemukan bahwa engkau belum mengalami penurutan yang terus-menerus, apakah masalahnya? Apakah engkau perlu berusaha lebih keras? Apakah engaku perlu membuat lebih banyak kebulatan tekad? Apakah engkau perlu mengembangkan kuasa kemauanmu? Atau apakah engkau perlu menempatkan usaha lebih besar untuk mengenal Allah seperti itu adalah sebuah kehormatan bagimu untuk mengenal Dia?

Dan akhirnya, “Melalui sebuah penghormatan terhadap tabiat Kristus, melalui persekutuan dengan Allah, dosa akan menjadi kebencian bagi kita.” Apakah engkau menemukan dosa sebagai sebuah kebencian? Atau apakah kadang kala engkau menemukan dosa itu menarik? Jika engkau menemukan dosa itu menarik dari pada kebencian, apa yang salah? Engkau belum memiliki sebuah penghormatan sejati terhadap tabiat Kristus; engkau perlu bersekutu dengan Allah.

Ketika kita mengenal Allah, mengenal Dia seperti itu adalah sebuah kehormatan bagi kita untuk mengenal-Nya, penurutan akan menjadi alamiah, spontan, dan sesuai kata hati! Saat kita menempatkan usaha kita dalam persekutuan dengan-Nya, penurutan akan menjadi hasil yang tidak terhindarkan.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing