Google

Friday, June 03, 2005

Thesis 61 - HUKUM

HUKUM

Thesis 61

Setiap orang yang berusaha untuk menghidupkan kehidupan Kristen terpisah dari Kristus bukanlah seorang Kristen. Dia adalah seorang legalis, apakah konservatif atau liberal.

Beberapa legalis adalah legalis hitam, dan beberapa adalah legalis merah! Sebagaimana yang telah kita ketahui, seorang legalis adalah orang yang berpikir untuk mendapatkan keselamatan dengan memelihara hukum, atau dalam cara lain, terpisah dari Kristus.

Seorang legalis hitam, adalah seorang yang memakai jas hitam dan dasi hitam, sepatu hitam dan kaus kaki hitam! Dia adalah orang yang memiliki wajah panjang. Dia adalah legalis konservatif, yang menemukan keamanannya di dalam standar gereja yang dipegangteguhnya. Tetapi dia adalah seorang legalis, karena tidak memiliki waktu untuk perbaktian dan pengenalan pribadi bersama TUHAN Yesus, walaupun dia mungkin menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari doktrin dan standar dan etika.

Seorang legalis merah adalah seorang yang mengenakan perhiasan dan menonton bioskop dan mungkin sesekali meminum anggur. (Perumpamaan ini datang dari gambaran dalam Wahyu 17 tentang seorang perempuan di atas binatang merah-ungu. Dia “memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara.” Ayat 4. Ini adalah perumpamaan untuk menyatakan sebuah maksud; itu bukanlah kebenaran nubuatan baru pada misteri dari buku Wahyu!) Legalis merah, kemudian, adalah legalis liberal yang menemukan keamanan dalam standar gereja yang dia abaikan. Legalis merah menganggap legalis hitam adalah seorang legalis, tetapi sering gagal menyadari bahwa dirinya sendiri sebenarnya adalah juga seorang legalis dalam warna yang berbeda. Tidak ada perbedaan apakah engkau legalis liberal atau konservatif; jika engkau tidak memiliki waktu untuk melakukan hubungan dan persekutuan pribadi bersama Kristus, engkau bukanlah seorang Kristen.

Kadang kala orang tua bertanya, “Tetapi bukankah lebih baik menjadi seorang legalis dari pada menjadi seorang pendosa yang terang-terangan? Jika kita bisa mengajar anak-anak kita untuk menuruti hukum TUHAN secara luar, tidakkah akhirnya itu menuntun kepada agama hati?”

Tidak demikian yang terjadi dengan orang Farisi! Mereka adalah orang yang paling sulit Kristus raih ketika Dia masih berada di dunia ini. Orang-orang bertobat yang mereka bawa ke dalam gereja bukan hanya selegalis guru mereka, tetapi Yesus berkata dalam Matius 23:15 bahwa mereka dua kali lebih jahat dari pada orang-orang Farisi sendiri. The Desire of Ages, hal. 280, menyatakan dengan jelas, “Sebuah agama hukum tidak pernah membawa jiwa kepada Kristus.”

Adalah tidak mungkin mendapatkan keselamatan dengan memelihara hukum. “Orang yang berusaha mencapai surga dengan usahanya sendiri dalam memelihara hukum sedang mencoba ketidakmungkinan.”—Ibid., hal. 172. “Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat.” Roma 3:20.

Mengapa menekankan hukum, jika memelihara hukum tidak dapat menyelamatkan kita? Mengapa membicarakannya atau mempelajari semua hal itu? Jika usaha kita memelihara hukum dapat menghalangi kita datang kepada Kristus untuk keselamatan, bukankah lebih baik tidak perlu mendengar tentang hukum sama sekali?

Hukum mempunyai beberapa fungsi penting dan sah. Hukum itu tidak dapat menyelamatkan kita, tetapi itu dapat menunjukkan kepada kita kebutuhan kita akan keselamatan. Hukum itu tidak dapat mengubahkan kita, tetapi itu dapat menunjukkan kepada kita kebutuhan kita akan perubahan. Paulus menggambarkan hukum sebagai seorang guru untuk membawa kita kepada Kristus. Baca Galatia 3:24,25. Yakobus menyebut hukum sebagai “cermin”. Yakobus 1:23-25. Sebuah cermin dapat menunjukkan kebutuhan kita akan pembersihan, tetapi itu tidak dapat membersihkan kita. Maka demikianlah dengan hukum TUHAN. Hukum menunjukkan kita keadaan kita yang berdosa untuk mendorong kita datang kepada Kristus untuk pembersihan dan pemulihan. Hukum itu dapat mendiagnosa, tetapi dia tidak dapat mengobati atau menyembuhkan penyakit dosa.

Hukum itu mengutuk. Dan ketika kita mengetahui keterkutukan kita, kita menyadari kebutuhan kita akan pengampunan. Hukum itu menyatakan kutukan bahwa kita sama rendahnya sebagai pelanggar hukum, dan dengan cara demikian mempersiapkan kita untuk menerima kabar baik bahwa Kristus telah menebus kita dari kutukan hukum itu. Baca Galatia 3:13.

Dan hukum itu adalah sebuah pelindung. Hukum melindungi yang tidak bersalah. Dia juga melindungi yang bersalah! Ketika kita berada di hadapan pengadilan Allah, kita dapat mengetahui dengan jelas apakah kita bersalah. Kita tidak perlu khawatir TUHAN akan pandang bulu atau menghakimi sesuai dengan kesenangan-Nya yang sementara. Dia telah menyatakan dengan jelas tuntutan-tuntutan-Nya, dan baik yang tidak bersalah dan yang bersalah dapat mengetahui dimana mereka berdiri. Orang-orang yang telah menerima kebenaran Kristus menggantikan kebenaran mereka sendiri dapat berdiri dibebaskan, dilindungi oleh hukum yang tidak mengutuk mereka. Orang yang bersalah akan melihat dengan jelas penolakan mereka sendiri akan karunia Allah dan akan mengetahui bahwa mereka telah diadili secara adil.

Ketika engkau melihat ke dalam hukum Allah, apakah engkau menemukan bahwa itu mengutukmu? Kalau begitu terpujilah TUHAN! Masa percobaan masih berlangsung. Belum terlambat untuk mengizinkan hukum itu melakukan tugasnya dalam membawamu kepada Kristus.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing