Google

Thursday, June 02, 2005

Thesis 62 - HUKUM

HUKUM

Thesis 62

Tidak ada kuasa untuk penurutan sejati dalam hukum. Gunung Sinai tidak ada gunanya tanpa gunung Kalvari.

Logika saja tidak memiliki kuasa. Ilmu pengetahuan telah membuktikan tanpa sebuah keraguan bahwa ada sebuah hubungan yang pasti antara merokok dengan kanker paru-paru. Statistik lalu lintas terus-menerus menunjukkan bahwa mabuk dan mengemudi adalah sangat berbahaya, bukan hanya untuk kesehatanmu, tetapi untuk kesehatan orang-orang yang berada di sekitarmu. Menghirup lem atau kokain, menelan “inex” atau LSD, menyuntik PCP atau “putaw” telah terbukti merusak otak dan mengancam kehidupan. Namun porsi terbesar dari penduduk Amerika, tetap menggunakan rokok, alkohol dan obat-obat terlarang.

Walaupun laporan konsumen berkali-kali membuktikan bahwa “junk food” memiliki nilai gizi yang rendah, industri makanan cepat saji adalah salah satu yang memiliki pertumbuhan tercepat. Kita telah membuktikan bahwa polusi udara dan air mengancam kehidupan generasi yang akan datang. Tetapi kita tetap menggunakan dan menyalahgunakan benda-benda yang menyebabkan polusi. Walaupun AIDS dan penyakit-penyakit sosial lain, jutaan orang masih melakukan hubungan seks dengan sembarangan. Pengetahuan bukanlah kebaikan. Informasi bukanlah kemenangan. Fakta tidak dapat memberikan kemerdekaan. Tidak ada kuasa dalam logika.

Ketika TUHAN memberikan hukum-Nya di tengah-tengah puncak Sinai yang bergemuruh, bangsa Israel diyakinkan akan logika dan akal sehatnya. “Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: ‘Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan.’” Keluaran 19:8. Mereka mengakui bahwa hukum itu adil, tetapi mereka masih harus mempelajari fungsi yang sebenarnya. Mereka masih harus belajar oleh pengalaman yang sulit kebenaran yang dinyatakan dalam tulisan-tulisan kepada gereja kita, “Saat engkau melihat ke dalam cermin moral TUHAN yang besar itu, hukum-Nya yang kudus, standar tabiat-Nya, jangan sekejappun mengira bahwa itu dapat membersihkanmu.”—Komentar-komentar Ellen G. White, S.D.A. Bible Commentary vol. 6, hal. 1070.

Apakah jawaban TUHAN kepada bangsa Israel? Engkau dapat membacanya di dalam Ulangan 5:28-30. “TUHAN mendengar perkataanmu itu, sedang kamu mengatakannya kepadaku, maka berfirmanlah TUHAN kepadaku: Telah Kudengar perkataan bangsa ini yang dikatakan mereka kepadamu. Segala yang dikatakan mereka itu baik.” Adalah baik bahwa mereka menyadari bahwa hukum TUHAN itu bermanfaat. Tetapi itu tidak cukup. TUHAN melanjutkan, “Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang pada segala perintah-Ku, supaya baik keadaan mereka dan anak-anak mereka untuk selama-lamanya!” Engkau hampir dapat mendengar air mata dalam suara-Nya saat Dia mengatakannya. Karena TUHAN tahu sesuatu bahwa bangsa Israel masih harus belajar melalui pengalaman yang sulit. Dia tahu tidak ada kuasa dalam logika. Dia tahu tidak ada orang yang dapat menuruti hukum dengan kekuatannya sendiri. Tetapi Dia tidak dapat menerangkan kesalahan mereka kepada mereka melalui kata-kata yang dapat mereka mengerti dan terima. Dia hanya dapat membiarkan mereka belajar melalui jalan yang sulit itu. Engkau hampir dapat mendengar-Nya mendesah dan melihat-Nya menganggukan kepala-Nya, dan Dia mengakhirinya dalam ayat 30, “Pergilah katakan kepada mereka: Kembalilah ke kemahmu!”

Banyak orang tua telah bertanya-tanya tentang anak-anak mereka yang berbuat salah. Berkali-kali mereka telah berkata, “Tetapi mereka tahu apa yang benar.” Dan anak-anak tersebut mungkin saja memang tahu. Dilema manusia kita adalah bahwa pengetahuan tidaklah cukup. Bukan hanya kita perlu tahu apa yang benar, kita juga perlu tahu bagaimana melakukan kebenaran yang kita ketahui. Dan di sanalah masalah begitu sering muncul.

TUHAN telah melihat kebingungan kita dan mengerti kondisi ketidakberdayaan kita. Dalam kasih-Nya yang besar, Dia tidak berhenti hanya di gunung Sinai. Dia mempersiapkan gunung yang lain, gunung Kalvari. Melalui penerimaan akan kebenaran Kristus menjadi bagian kita, melalui hubungan yang terus-menerus bersama-Nya, Dia memberikan apa yang menjadi kekurangan bangsa Israel—hukum TUHAN tertulis di dalam hati kita. Yesus memberikan kita apa yang tidak dapat diberikan oleh hukum—kuasa untuk menurut, pengampunan untuk dosa, karunia untuk setiap kebutuhan kita.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing