Google

Wednesday, July 20, 2005

Thesis 14 - IMAN

IMAN

Thesis 14

Pengenalan akan Allah menghasilkan kepercayaan (trusting) kepada Allah. Jika engkau tidak mengenal Dia, engkau tidak akan percaya (trust) kepada-Nya. Jika engkau tidak percaya (trust) kepada-Nya, engkau tidak mengenal Dia.

Hanya ada dua hal yang perlu untuk mempercayai seseorang. Pertama, engkau harus menemukan orang yang layak dipercaya. Kedua, engkau harus mengenal dia. Kebalikannya juga benar. Untuk tidak mempercayai seseorang, yang perlu engkau lakukan adalah menemukan seseorang yang tidak layak dipercaya—dan kemudian mengenal dia.

Pada satu musim panas ketika saya berada di perguruan tinggi, saya bekerja di sebuah perbengkelan dan belajar untuk tidak mempercayai perbengkelan! Orang-orang yang menjadi teman kerjaku pada musim panas itu memiliki berbagai cara untuk mengeruk keuntungan dari pelanggan yang kurang berhati-hati. Mereka akan memuntir tali kipas sedemikian rupa hingga putus—kemudian akan membawanya ke pelanggan dan berkata, “Lihat, saya menemukan bahwa tali kipas mobil anda putus. Untung saya segera mengetahuinya, kan?” Kemudian mereka akan mengumpulkan komisi dari penjualan tali kipas yang baru. Mereka akan “mengganti” oli mobil yang satu dengan cara mengisinya dengan oli bekas yang diambil dari mobil yang lain dan menagih harga dua kali lipat untuk oli itu. Mereka tidak layak dipercaya, dan saya telah mengenali mereka. Sejak itu, saya selalu curiga kepada pekerja bengkel.

Suatu kali saya berhenti di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) untuk mengisi bahan bakar. Seorang petugas SPBU datang ke jendela saya dan memegang tali kipas yang putus. Saya segera berkata, “Anda yang memutuskannya, anda yang harus menggantinya.”
Dia berlagak terkejut, “Apa maksud anda?”
Saya berkata, “Saya pernah bekerja di bengkel.”
“Oh.”
Dan dia mengganti tali kipas saya tanpa bayar.

Sekarang masih ada kemungkinan bahwa di suatu tempat di bumi ini masih ada seorang petugas bengkel yang jujur. Tetapi untuk bisa mempercayai mereka, saya harus mengenal mereka dengan baik. Sebuah hubungan yang biasa-biasa saja tidaklah cukup. Bukan hanya dia harus seseorang yang layak dipercaya, tetapi saya harus menyediakan waktu untuk dapat mengenalnya dengan cukup baik untuk dapat mempercayainya.

Alkitab berkata bahwa Allah layak dipercaya. Tetapi engkau tidak akan pernah sungguh-sungguh mempercayai Dia hingga engkau mengenal-Nya sendiri. Kita telah memperhatikan satu-baris dari The Desire of Ages, hal. 668, “Ketika kita mengenal Allah seperti hal itu adalah kehormatan bagi kita untuk mengenal Dia, kehidupan kita akan menjadi kehidupan dari penurutan yang terus menerus.” Tambahkan kepada baris itu sebuah baris dari Steps to Christ, hal. 61: “Penurutan adalah buah dari iman.” Jika engkau harus mengenal Allah untuk dapat menurut, dan jika penurutan datang dari iman, maka engkau harus mengenal Allah untuk dapat memiliki iman atau percaya kepada-Nya.

Kadang kala kita melupakan kebenaran ini, dan kita menjadi terlibat dalam berjuang melawan dosa dan kejahatan. Kita menemukan betapa sulitnya menurut, dan kita jatuh dan gagal berkali-kali. Adalah benar bahwa kita dipanggil untuk bertanding—tetapi adalah penting untuk terlibat dalam pertandingan yang benar. “Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar,” kata 1 Timotius 6:12. Bagaimana kita bertanding dalam pertandingan iman yang benar? Dengan mengerahkan segenap usaha kita untuk dapat mengenal Allah sehingga kita mau mempercayai Dia.

Bagaimana kita dapat mengenal Allah? Caranya sama dengan kita mengenali orang lain. Untuk dapat mengenal seseorang, dibutuhkan tiga hal. Pertama, berbicara kepadanya. Kedua, dengarkan dia. Dan ketiga, pergi dan lakukan kegiatan bersama-sama. Itu adalah unsur-unsur komunikasi.

Kita berbicara kepada TUHAN melalui doa. Kita mendengarkan Dia berbicara kepada kita melalui Firman-Nya. Dan kita pergi dan melakukan banyak hal bersama-Nya dengan terlibat di dalam pelayanan orang Kristen, bersaksi dan mengadakan jangkauan keluar.

Kadang kala orang-orang tersandung pada pemikiran tentang memiliki hubungan dengan seseorang yang tidak dapat mereka lihat. Satu waktu seseorang datang kepada H.M.S. Richards dan berkata, “Saya tidak percaya kepada TUHAN.”
“Mengapa,” tanya Richards.
Orang itu menjawab, “Karena saya tidak dapat melihat Dia.”
Richards berkata, “Saya tidak percaya kamu punya otak.”
“Mengapa?”
“Karena saya tidak melihatnya.”

Kita mendapat keuntungan dari banyak hal yang tidak kita lihat. Kapankah engkau bisa melihat listrik? Kecuali engkau tinggal di California Selatan, engkau tidak akan bisa melihat udara yang engkau hembuskan! Kita tidak dapat melihat angin! Kita tidak dapat melihat jamur dan bakteri. Kita tidak dapat melihat hal yang misterius yang disebut “kehidupan.” Tetapi kita dapat melihat hasil-hasil dari semua hal di atas!

Walaupun kita tidak dapat melihat TUHAN atau mendengar suara-Nya dengan indera manusiawi kita, kita masih dapat melihat pekerjaan kuasa-Nya, dan dengan mendapat keuntungan dari kesempatan-kesempatan berkomunikasi yang telah Dia berikan kepada kita, kita dapat mengenal Dia. Pengenalan akan Dia-lah yang membuat kita belajar mengenal Dia, karena Dia layak mendapat kepercayaan kita.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing