Google

Monday, July 18, 2005

Thesis 16 - IMAN

IMAN

Thesis 16

Pemikiran positif tidak menghasilkan iman sejati, tetapi iman akan menghasilkan pemikiran positif.

Huss dan Jerome adalah pahlawan-pahlawan dari masa Reformasi. Mereka bekerja di Bohemia, dan mereka bersaksi mendahului Martin Luther di Jerman. Tulisan-tulisan Wycliff mempengaruhi kedua orang ini. Tidak lama setelah John Huss mulai mengkhotbahkan injil dengan kuasa yang besar, Jerome, yang berada di Inggris, bergabung dengannya.

Pada saat khotbah-khotbah John Huss dikenal luas, dia diperintahkan ke Roma untuk memberikan pertanggungjawaban atas ajaran-ajarannya. Huss diberikan pengamanan, namun setelah sidangnya dia dijebloskan ke penjara. Dia menolak saat diberikan kesempatan untuk mengakui kesalahannya, dan sebelum minggu-minggu berlalu, dia dibakar di tiang pancang. Para penganiayanya menyebar abunya di sungai Rhine dan berharap dengan sia-sia bahwa mereka telah membungkam suaranya.

Ketika Jerome mendengar bahwa sahabatnya berada dalam bahaya, dia bergegas ke Roma, tidak menunggu untuk mendapat pengawalan yang telah terbukti tidak bermanfaat bagi John Huss. Pada saat tiba di Roma, dia, juga, dijebloskan ke penjara dan ditahan di sana selama berbulan-bulan. Keberaniannya gagal, dan dia menerima kesempatan untuk mengakui kesalahannya.

Kemudian dia menemukan sesuatu yang menakjubkan. Ada sesuatu yang lebih buruk dari pada dibakar di tiang pancang! Dan itu tidak akan dibakar di tiang pancang—yaitu hidup dalam penyesalan karena telah menyangkal TUHAN. Jerome menarik kembali pengakuan salahnya dan dia menyanyi ketika maut menjemputnya. Ketika petugas eksekusi melangkah dari belakangnya untuk menyalakan api, dia berseru, “Datanglah dari depan dengan berani; nyalakan api ini di depan wajahku. Kalau aku takut, aku tidak akan berada di sini.”

Kisah Huss dan Jerome telah banyak mengajarkan kita tentang iman sejati. Ada sebuah iman palsu yang saat ini sangat populer di dunia dan di gereja, yang bukan merupakan iman sama sekali tetapi adalah pemikiran positif. Itu akan menuntunmu untuk percaya bahwa iman terdiri hanya dari percaya bahwa apa yang engkau inginkan akan terjadi, bahwa jika engkau dapat menemukan apapun yang ada di Alkitab yang kelihatan seperti sebuah janji, engkau dapat menuntutnya bagi dirimu sendiri. Frank Sinatra menyanyi lagu “pemikiran positif” dalam lagunya “I Did It My Way.” Bahkan di dalam gereja kita sendiri, engkau dapat menemukan iman versi pemikiran positif ini, yang menyatakan, “Engkau dapat melakukannya.”

Tetapi Alkitab menyatakan bahwa tidak semua janji untukmu pada saat ini dan dalam keadaan-keadaan ini. Jika menuntut janji-janji adalah segala yang kita butuhkan untuk kelepasan, maka Huss dan Jerome membantahnya. Yesaya 43:2 mempunyai janji yang indah yang dapat mereka tuntut: “Apa bila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.” Tetapi Huss dan Jerome dibawa ke tiang pancang—bukan karena mereka kekurangan iman, tetapi karena iman mereka.

Iman masih mempercayai TUHAN bahkan ketika segalanya berjalan tidak seperti yang kita harapkan. Adalah mudah untuk mempercayai TUHAN ketika hidup kita berjalan dengan mulus. Ujian iman sesungguhnya muncul ketika doa-doa kita sepertinya tidak dijawab. “TUHAN akan menjaga engkau tetap percaya di dalam kasih dan kemurahan-Nya di tengah-tengah awan dan kegelapan, sebagaimana juga di dalam terang sinar mentari.”—Testimonies, vol. 2, hal. 274.

Dalam kemanusiaan kita, kita tidak dapat menahan diri untuk lebih menyukai kisah Daniel di lubang singa dari pada kisah Yohanes Pembaptis. Kita menemukan betapa sulit untuk mengerti ketika kita membaca bahwa “dari semua karunia yang dapat surga limpahkan ke atas manusia, persekutuan dengan Kristus di dalam penderitaan-Nya adalah kepercayaan yang paling penting dan kehormatan tertinggi.”—The Ministry of Healing, hal. 478. Kita menyukai bagian pertama Ibrani 11, pasal tentang iman, tetapi kita memiliki kesulitan dengan bagian terakhirnya. Namun bagian terakhir itu tetap ada. Telahkah engkau membacanya akhir-akhir ini? Setelah kisah-kisah yang menggetarkan tentang kelepasan yang TUHAN berikan bagi umat-Nya di dalam berbagai krisis, cerita itu berlanjut membicarakan tentang “yang lain”. Jangan lupa yang lain! “Orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik. Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung. Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.” Ibrani 11:35-39.

Janji-janji rohani ini—untuk pengampunan dosa, untuk Roh Kudus, untuk kuasa melakukan pekerjaan-Nya—selalu tersedia. Tetapi janji untuk berkat-berkat sementara, bahkan untuk kehidupan itu sendiri, diberikan diberikan pada waktu tertentu dan ditahan pada waktu tertentu, sebagaimana pemeliharaan TUHAN mengetahui apa yang terbaik. Apakah engkau mau menjadi salah seorang dari “orang-orang lain” itu jika TUHAN memanggilmu untuk bergabung dengan mereka dalam ujian iman yang terdalam?

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing