Google

Sunday, July 17, 2005

Thesis 17 - PENYERAHAN

PENYERAHAN

Thesis 17

Penyerahan adalah menyerahkan diri kita, bukan menyerahkan dosa-dosa kita. Menyerahkan dosa-dosa kita adalah hasil dari menyerahkan diri kita dan mencari TUHAN.

Pernahkah engkau membuat kebulatan tekad di tahun baru? Beberapa dari kita membuat kebulatan tekad tidak hanya pada saat tahun baru tetapi juga pada hari pertama setiap bulan, hari pertama setiap minggu, hari ulang tahun, awal tahun ajaran baru, dan pada saat kita pindah ke sebuah kota baru!

Kebenaran melalui kebulatan tekad. “Mulai sekarang, aku akan…” atau, “Mulai sekarang, aku tidak akan…” Pernahkah engkau melakukannya? Pernahkah engkau merasa difrustasikan karena menemukan bahwa semua itu tidak berhasil?

Kita membicarakan mengenai penyerahan pada beberapa thesis berikut, dan salah satu dari prinsip-prinsip dasar dari penyerahan adalah bahwa jika hal itu tidak memasukkan segalanya, itu bukanlah penyerahan sama sekali. Satu-satunya jalan kita dapat menyerahkan segalanya adalah dengan menyerahkan diri kita. Menyerahkan diri adalah dasar dari penyerahan.

Ketika kekuatan Negara-Negara Poros menyerah pada akhir Perang Dunia II, apa yang mereka serahkan? Apakah mereka menyerahkan hanya senjata-senjata dan amunisi mereka? Apakah mereka hanya menyerahkan tank-tank dan granat-granat mereka? Apakah mereka hanya menyerahkan seragam-seragam dan logistik mereka? Atau apakah mereka dituntut untuk menyerahkan diri mereka? Dan ketika mereka menyerahkan diri mereka, maka itu secara otomatis juga menyerahkan senjata-senjata, bom-bom dan tank-tank dan semua yang mereka miliki.

Penyerahan tidak dapat dilakukan secara sepotong-sepotong. Tidak ada yang namanya penyerahan parsial (sebahagian-sebahagian). Adalah lebih tidak mungkin untuk menyerah secara sebahagian-sebahagian dari pada mungkin untuk hamil sedikit. Apakah engkau begitu atau tidak. Tidak ada daerah netral bagimu.

Jika engkau mempelajari apa yang dikatakan tulisan-tulisan yang diinspirasikan kepada gereja, engkau akan menemukan hal itu digambarkan dalam istilah “semua atau tidak sama sekali”. Kristus menuntut penyerahan yang menyeluruh dan tidak bersisa. Lihat Selected Messages, jilid 1, hal. 110. Penyerahan yang tidak bersyarat. Lihat Testimonies, vol. 4, hal. 120. Penyerahan sepenuhnya. Lihat The Ministry of Healing, hal. 473. Daftar itu berlanjut dan terus berlanjut.

Ketika kita membicarakan tentang penyerahan, kita sedang menggunakan sebuah istilah yang tidak digunakan Alkitab King James Version, walaupun ide penyerahan ditemukan di sana. Alkitab Versi King James menggunakan kata submit (tunduk), “Tunduklah kepada Allah” (Jakobus 4:7) adalah sebuah contoh yang memberikan petunjuk utama kepada apa yang termasuk dalam penyerahan sepenuhnya, menyeluruh dan tidak bersisa. Sebagaimana yang telah kita perhatikan, kita tidak hanya menundukkan hal-hal tertentu saja. Kita menundukkan diri kita. Dan dalam proses menundukkan atau menyerahkan diri, apapun masalah yang telah disebabkan diri secara otomatis diserahkan bersama-sama dalam paketnya. Testimonies, vol. 9, hal. 182, 183, menempatkannya dalam cara ini: “Setiap orang akan mengalami pergumulan melawan dosa di hatinya. Ini sering kali merupakan pekerjaan yang menyakitkan dan menawarkan hati; karena, saat kita melihat kecacatan dalam tabiat kita, kita tetap melihat pada cacat-cacat itu, pada saat seharusnya kita melihat pada Yesus dan mengenakan jubah kebenaran-Nya. Setiap orang yang memasuki gerbang mutiara kota Allah akan memasukinya sebagai pemenang, dan kemenangannya yang terbesar yang pernah diraihnya adalah menaklukkan diri.”

Menyerah dan iman berhubungan erat. Hanya pada saat kita mempercayai TUHAN dan menyerah, atau menyerahkan diri kita, kepada-Nya, kita bergantung pada-Nya dari pada bergantung pada diri kita. Dengan penyerahan kepada-Nya, kita memberikan Dia kendali. Dia kemudian dapat bekerja di dalam kita untuk mau melakukan apa yang menyenangkan-Nya.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing