Google

Thursday, July 14, 2005

Thesis 20 - PENYERAHAN

PENYERAHAN

Thesis 20

Kita dikendalikan oleh TUHAN atau Setan. Satu-satunya kendali yang kita miliki adalah memilih siapa yang akan mengendalikan kita.

Maukah engkau menjawab kuis ini? Tandailah hanya satu jawaban dari setiap pertanyaan!

1. Apakah engkau
a. pengikut partai Republik?
b. pengikut partai Demokrat?
c. bukan salah satu yang diatas?
2. Apakah engkau
a. seorang milyarder?
b. seorang fakir miskin?
c. bukan salah satu yang di atas?
3. Apakah engkau
a. seorang jenius?
b. seorang sinting?
c. bukan salah satu yang di atas?
4. Apakah engkau
a. cantik?
b. jelek?
c. bukan salah satu yang di atas?
5. Apakah engkau
a. sedang dikendalikan TUHAN?
b. sedang dikendalikan Setan?

Dan di sini, kita harus merusak pola untuk kuis kecil kita. Engkau dapat menduduki semua jenis wilayah menengah di dunia ini. Engkau dapat tidak tertarik pada politik, dalam status ekonomi berada di kelompok kelas menengah, tingkat kecerdasan rata-rata, tidak cantik namun juga tidak jelek. Tetapi ketika tiba pada siapa yang mengendalikan hidupmu, tidak ada wilayah tengah. Ini adalah pilihan semua atau tidak sama sekali.

“Apakah kamu tidak tahu, bahwa apa bila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?” Roma 6:16. Dua pilihan. Dosa kepada kematian. Atau ketaatan kepada kebenaran. Hanya itu pilihan yang ada. Yesus mengatakan hal itu dalam Lukas 11:23, “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku.”

Buku The Desire of Ages berisikan empat keterangan besar yang menjelaskan kebenaran ini—hal 125, 258,324, dan 466. Engkau mungkin bisa membacanya secara keseluruhan, tetapi saya akan mengutip dua dari antaranya di sini.

“Kecuali kita menyerahkan diri kita kepada kendali Kristus, kita akan dikuasai oleh si jahat. Tidak terelakkan, kita harus berada di bawah kendali satu atau yang lain dari dua kekuatan besar yang sedang memperjuangkan supremasinya terhadap dunia ini. Kita tidak perlu dengan sengaja memilih melayani kerajaan kegelapan untuk berada di bawah kekuasaannya. Yang kita perlu lakukan hanyalah menolak untuk menyerahkan diri kita kepada kerajaan terang itu.”—Ibid, hal. 324.

“Setiap jiwa yang menolak menyerahkan dirinya kepada TUHAN berada di bawah kendali kuasa lain. Dia tidak memiliki dirinya sendiri. Dia bisa saja bicara tentang kebebasan, namun dia berada di bawah perbudakan yang paling hina.”—Ibid, hal. 466.

Ide ini kadang kala membuat orang-orang menjadi gelisah. “Tetapi bagaimana dengan kepribadian kita?” tanya mereka. “Jika kita sepenuhnya dikendalikan oleh Allah, apakah itu tidak menyingkirkan kuasa memilih kita? Tidakkah kita akan menjadi boneka?”

Sebenarnya, justru dengan menolak untuk datang ke bawah kendali TUHAN-lah yang akan menjadikan kita boneka dan mengorbankan kepribadian kita! Karena pengendalian TUHAN membawa kemerdekaan untuk menolak kuasa itu kapan saja kita menginginkannya. Adalah sang musuh yang ingin mencengkeram siapa saja yang berada di bawah kendalinya, menolak untuk melepaskan mereka.

Sebagai manusia, kita hanyalah peralatan-peralatan. Roma 6:13 berkata bahwa kita dapat menjadi perlengkapan-perlengkapan kebenaran kepada TUHAN, atau perlengkapan-perlengkapan ketidakbenaran kepada dosa. Kita menyanyikannya: “Jadilah TUHAN, kehendakmu, Engkaulah Khalik, aku debu…” Tetapi kita masih boleh menolak untuk menerima hal itu. Apakah engkau sebuah peralatan? Sebuah peralatan dikuasai oleh yang lain. Sebuah kapak tidak baik atau buruk dengan sendirinya. Sebuah kapak dipakai untuk membelah kayu untuk menghangatkan rumah selama musim dingin, atau bisa juga untuk membunuh seseorang. Siapa yang mengendalikan peralatan itulah yang memutuskan. Sebuah biola dapat membuat suara yang merdu, tergantung dari siapa yang mengendalikannya.

Kita juga adalah perlengkapan-perlengkapan. Siapa yang sedang mengendalikan kita pada hari ini?

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing