Google

Wednesday, July 06, 2005

Thesis 28 - PERTOBATAN

PERTOBATAN

Thesis 28

Kita tidak mengubah hidup kita untuk datang kepada Yesus. Kita datang kepada Dia sebagaimana kita ada, dan Dia mengubah hidup kita.

Suatu hari seorang perawat singgah ke kantor saya. Dia berkata, “Saya bosan dan jenuh dengan hidup saya. Saya tahu saya membutuhkan TUHAN, dan saya mau datang kepada-Nya. Maukah engkau menolong saya?”

Yah, itu adalah kesempatan yang sangat ditunggu-tunggu setiap pendeta. Maka saya berkata, “Tentu! Yang perlu engkau lakukan adalah datang kepada-Nya dalam doa dan mohon pada-Nya untuk mengampuni dosa-dosamu dan mengendalikan hidupmu. Kita dapat melakukannya sekarang.”

“Tidak,” jawabnya, “Tunggu dulu. Saya punya rencana akhir pekan ini.” Dia menceritakan kepada saya tentang rencananya. Dia akan pergi keluar kota bersama suami orang lain. Dia ingin datang kepada Kristus, tetapi dia tidak ingin mengubah rencananya untuk akhir pekan itu. Dan saat itu adalah Kamis sore.

Saya berkata, “Engkau dapat datang kepada Kristus sebagaimana engkau ada. Engkau tidak harus mengubah rencana-rencanamu untuk akhir pekan nanti agar dapat datang kepada Kristus. Engkau datang kepada Kristus, apa adanya, dan Dia yang akan mengurus rencana-rencanamu.”

Dia berkata, “Engkau tidak sungguh-sungguh, kan?”

Sekarang izinkan saya bertanya kepadamu. Siapakah yang benar? Apakah wanita itu harus mengubah rencana-rencananya untuk akhir pekan sebelum dia dapat datang kepada Kristus? Atau akankah Dia menerima wanita itu dengan rencana-rencananya untuk akhir pekan? Mana yang engkau percayai?

Yeremia 3:13 berkata, “Hanya akuilah kesalahanmu, bahwa engkau telah mendurhaka terhadap TUHAN, Allahmu.” Perawat muda ini telah melakukan banyak hal. Dia mengakui bahwa rencananya untuk akhir pekan adalah salah. Tetapi dia masih belum mau menyerahkan rencana-rencananya.

Bagaimana pertobatan dapat dipenuhi? Apakah kita datang kepada Kristus untuk bertobat, atau apakah kita bertobat untuk datang kepada Kristus? Di wilayah pertobatan, kita sering menemukan diri kita berada pada posisi seseorang yang klakson mobilnya tidak mau berbunyi. Maka dia pergi ke bengkel untuk memperbaiki klaksonnya, dan di pintu bengkel ada tanda dengan tulisan, “Bunyikan Klakson Untuk Mendapatkan Pelayanan.”

Bagian tentang pertobatan dalam Steps in Christ menjelaskan jalan keluar dari dilema ini. Buku tersebut berkata, “Hanya di sinilah titik dimana terdapat banyak kesalahan, dan karena itu mereka gagal menerima pertolongan yang ingin Kristus berikan kepada mereka. Mereka pikir mereka tidak dapat datang kepada Kristus kecuali mereka bertobat lebih dulu, dan pertobatan itu menyediakan pengampunan bagi dosa-dosa mereka. Benar bahwa pertobatan mendahului pengampunan untuk dosa-dosa; karena hanya hati yang remuk dan patahlah akan merasakan kebutuhan seorang Juruselamat. Tetapi haruskah seorang berdosa menunggu hingga dia telah bertobat sebelum dapat datang kepada Yesus? Apakah pertobatan dibuat untuk menjadi penghalang antara orang berdosa dengan Juruselamat?”—Halaman 26.

Jawaban untuk pertanyaan itu muncul di halaman yang sama, “Kita tidak dapat bertobat tanpa Roh Kristus yang membangkitkan kesadaran bahwa kita tidak dapat diampuni tanpa Kristus.” Pertobatan bukanlah sesuatu yang kita lakukan; itu adalah sebuah pemberian (karunia). Untuk menerima sebuah karunia, terlebih dahulu kita harus datang ke hadirat Sang Pemberi.

Jadi, jika engkau adalah perawat muda pada sebuah Kamis sore, merindukan sesuatu yang lebih baik untuk hidupmu, tetapi tidak mampu mengubah rencanamu untuk akhir pekan, engkau dapat datang kepada Kristus sebagaimana engkau ada. Engkau tidak akan pernah mampu mengubah kehidupanmu yang penuh dosa tanpa Dia. Tetapi ketika engkau datang kepada-Nya, Dia akan memberikanmu pertobatan dan pengampunan dan kasih karunia untuk menang, mengerjakan di dalam dirimu segala sesuatu yang menyenangkan pada pemandangan-Nya. Bagianmu adalah tetap datang kepada-Nya, agar tetap menerima karunia-karunia yang Dia telah tawarkan.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing