Google

Tuesday, July 05, 2005

Thesis 29 - PERTOBATAN

PERTOBATAN

Thesis 29

TUHAN memberi kita pertobatan sebelum Dia memberi pengampunan.

Mari kita pikirkan sejenak dimana letak pertobatan yang cocok dalam urutan dari datang kepada Kristus. Kita diberitahu pada awalnya bahwa langkah pertama kepada Kristus adalah hasrat untuk sesuatu yang lebih baik. Kedua, kita memperoleh sebuah pengetahuan tentang apakah yang lebih baik itu. Ketiga, kita diyakinkan akan kondisi kita yang berdosa, dan keempat, kita menyadari bahwa kita tidak mampu menyelamatkan diri kita sendiri. Itulah saat dimana kita menyerah, atau berserah, dan datang kepada Kristus.

TUHAN tidak mengharapkan kita bertobat sebelum kita datang kepada Kristus; namun, adalah hal yang mustahil bagi kita melakukan itu. Pertama kita datang kepada Kristus, dan kemudian Dia memberikan kita pertobatan.

“Diajarkan oleh orang Yahudi bahwa sebelum kasih TUHAN diberikan kepada orang berdosa, dia harus bertobat lebih dahulu. Dalam pandangan mereka, pertobatan adalah pekerjaan yang mana dengan itu manusia mendapatkan pengampunan Surga. Dan pemikiran itulah yang membuat orang Farisi menyatakan dalam keheranan dan amarah, ‘Orang ini menerima orang berdosa.’ Menurut pendapat mereka Dia seharusnya tidak mengizinkan seorangpun mendekati Dia kecuali orang yang telah bertobat. Tetapi dalam perumpamaan domba yang hilang, Kristus mengajarkan bahwa keselamatan tidak datang melalui pencarian kita akan TUHAN tetapi melalui pencarian TUHAN akan manusia. ‘Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.’ Roma 3:11,12. Kita tidak bertobat agar TUHAN boleh mengasihi kita, tetapi Dia menyatakan kepada kita kasih-Nya agar kita boleh bertobat.”—Christ Object Lesson, hal. 189.

Maka setelah kita datang kepada Kristus, kita menjadi menyadari tabiat yang mematikan dari dosa dengan memandang kasih-Nya untuk kita, dan sekaligus menjadi mau menerima karunia pertobatan-Nya.

Pertobatan bukanlah sesuatu yang kita kerjakan, walaupun itu adalah sesuatu yang kita lakukan! Pertobatan bukanlah pekerjaan kita; itu adalah pekerjaan TUHAN untuk kita. Tetapi itu datang sebelum pengampunan. Dan jika pertobatan diikuti pengampunan, maka pertobatan juga diikuti pembenaran. “Orang yang diampuni Kristus, terlebih dahulu dibuat-Nya sangat menyesal.”—Toughts From The Mount of Blessing, hal. 7. Kisah 2:38 dengan jelas menyatakan bahwa pertobatan harus terjadi sebelum pengampunan. “Jawab Petrus kepada mereka, ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu.’”

Kadang kala orang mempertanyakan nilai untuk menjadi begitu teliti dalam usaha memisahkan dan membuat daftar urutan setiap kejadian dalam datang kepada Kristus untuk memperoleh keselamatan. Tentu hal itu bukan dimaksudkan agar engkau dapat memiliki sebuah daftar dan kemudian menandai setiap langkah saat engkau melanjutkan dan mengetahui apa yang harus dilakukan berikutnya! Tetapi musuh Allah dan manusia memiliki persediaan yang mantap untuk membuat kesalahmengertian di sepanjang proses itu. Dan ini dapat menjadi penghalang antara kita dan Allah. Jika kita pikir bahwa kita mengusahakan kebenaran atau iman atau penyerahan atau pertobatan atau penurutan atau karunia lain apapun yang TUHAN tawarkan untuk diberi kepada kita secara cuma-cuma, kita dapat gagal datang kepada-Nya. Dan datang kepada-Nya adalah satu-satunya jalan untuk menerima karunia-karunia-Nya.

Banyak dari aspek-aspek terpisah dari datang kepada Kristus ini—pertobatan dan kelahiran baru dan pengampunan dan pembenaran—terjadi hampir secara bersamaan. Tujuan dari memisahkan hal-hal itu adalah untuk mendiskusikannya, sehingga kita dapat menentukan apa pekerjaan kita dan apa pekerjaan TUHAN, apa yang menjadi penyebab dan apa yang menjadi hasil.

Kebaikan TUHAN menuntun kita kepada pertobatan, menurut Roma 2:4. Kita tidak dapat mengusahakan pertobatan, tetapi kita dapat memilih untuk membaca firman-Nya atau mendengarkan khotbah dimana kebaikan TUHAN ditinggikan. Kita tidak dapat mengusahakan pertobatan, tetapi kita dapat datang kepada-Nya. Kita tidak dapat menghasilkan penyesalan sejati terhadap dosa; kita tidak dapat menjauhi dosa dengan kekuatan kita sendiri. Tetapi kita dapat mencari TUHAN untuk melakukan hal-hal ini bagi kita. TUHAN senang menolong orang yang tidak dapat menolong dirinya sendiri.

95 Theses on Righteousness by Faith, Morris L. Venden,
Pacific Press Publishing Associations-Boise, Idaho.
Translated by Joriko Melvin Sihombing